Ichiro Hidayate

Sabtu, 22 September 2012

SMP, Sekilas Mengenai Paranormal

Paranormal dalam pandangan masyarakat selama ini adalah seseorang yang menggunakan kekuatan indera keenam untuk melihat sesuatu yang jauh ke depan. Namun ada orang-orang tertentu yang sanggup melakukan hal itu dan mampu melihat sesuatu yang tidak mampu dilihat oleh orang kebanyakan. "Orang-orang tertentu" inilah yang biasa disebut paranormal.

Penggunaan istilah "paranormal" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang bersifat klenik atau magic". Sebagai contoh "paranormalis" (orang yang mengaku paranormal)

Definisi
Paranormal berasal dari bahasa Yunani. ‘Para’ artinya ‘diluar’ atau ‘melampaui’, dan normal. Paranormal berarti sesuatu diluar normal atau melampaui hal-hal normal. Secara definitif, paranormal adalah istilah yang digunakan untuk segala jenis fenomena psikis, pengalaman atau kejadian yang terlihat memiliki hubungan dengan jiwa (psike) atau pikiran (mind), dan yang tidak dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip fisika.

Orang-orang yang berkecimpung dalam hal paranormal ada beberapa hal. Untuk orang yang mempunyai kemampuan paranormal di antaranya ada medium atau perantara, paragnost (untuk gejala parapsikik), dan parergast (untuk gejala parafisik). (wikipedia)

Apakah arti paranormal?
Anda pasti sering mendengar kata paranormal. Di negeri kita, kata tersebut lazim sekali digunakan untuk orang-orang yang dianggap memiliki kekuatan luarbiasa atau menjadi kata lain untuk dukun. Beberapa diantaranya sangat terkenal, laiknya selebritis, seperti Ki Gendeng Pamungkas, Permadi, sampai Ki Joko Bodo. Mereka dianggap mampu melakukan hal-hal luar biasa yang tidak bisa dilakukan manusia biasa lainnya. Termasuk diantara kemampuan luar biasanya adalah kemampuan menyantet. Pada saat Presiden AS, George W. Bush datang ke Indonesia, Ki Gendeng Pamungkas muncul di TV dan menyatakan mau menyantet Presiden Bush.

Paranormal berasal dari bahasa Yunani. ‘Para’ artinya ‘diluar’ atau ‘melampaui’, dan normal. Jadi dari asal katanya, paranormal berarti sesuatu diluar normal atau melampaui hal-hal normal. Secara definitif, paranormal adalah istilah yang digunakan untuk segala jenis fenomena psikis, pengalaman atau kejadian yang terlihat memiliki hubungan dengan jiwa (psike) atau pikiran (mind), dan yang tidak dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip fisika.

Jadi, jika ki Gendeng Pamungkas, benar-benar mampu menyantet. Maka dia bukan paranormal. Mungkin lebih tepat jika Ki Gendeng Pamungkas disebut paranormalis. Santet itu sendiri yang dianggap paranormal. Salah satu bentuk santet yakni memasukkan jarum, lidi, ijuk ke dalam tubuh seseorang dari dari jarak jauh, tanpa pernah kontak dengan objeknya, tidak dapat diterangkan dengan hukum-hukum fisika saat ini.

Anda pernah menonton film Star Wars? Dalam film itu ditunjukkan bahwa orang bisa bepergian dari satu tempat ke tempat lain antar galaksi dalam bentuk cahaya. Jika mau berangkat merubah diri menjadi cahaya. Jika sudah sampai, lantas merubah diri lagi menjadi materi. Barangkali, santet bekerja dalam prinsip demikian itu. Ijuk sebagai materi berubah menjadi cahaya, begitu sampai di perut seseorang berubah lagi menjadi materi ijuk. Namun itu hanya kemungkinan penjelasan. Sampai saat ini tidak ada hukum fisika yang bisa menerangkan perubahan itu, bahkan hukum fisika yang diketahui saat ini menyatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. Intinya, santet tidak dapat diterangkan dengan hukum fisika, dan oleh sebab itu santet adalah gejala paranormal.

SOURCE : PSIKOLOGI OL
Image : Celebrity paranormal project

JARINGAN ENERGI INFORMASI ALAM SEMESTA

Seumpama........., manusia sebagai sebuah komputer canggih. Prosesor utamanya berada di otak, dan kemudian didukung motherboard berupa badan dan susunan syaraf disekujur tubuh.

Komputer ini kemudian dihubungkan dengan sistem jaringan raksasa : alam semesta. Universe merupakan motherboard komputer raksasa yang besarnya tidak berhingga. Dikomputer ini tersimpan mekanisme canggih, dengan lalulintas informasi yang amat rumit. Jauh lebih rumit dibanding tubuh manusia. Sehingga Allah mengatakan di dalam Al Qur’an tentang hal itu

“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membangun strukturnya, meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya”. (QS. An Naazi’aat (79) : 27-28).

Alam semesta jauh lebih rumit dan raksasa dibanding badan manusia. Badan manusia hanya merupakan bagian saja dari sistem alam semesta. Manusia hanya salah satu penyusun alam semesta.

Kalau boleh saya umpamakan dengan sistem komputer, maka alam semesta adalah komputer induk. Pusatnya ada di “ARSY ALLAH”. Di sanalah terdapat prosesor utamanya. Ada suatu sistem memory yang disebut “LAUHUL MAHFUZH”. Disinilah segala peristiwa tersimpan datanya.

Data-data di Lauhul Mahfuzh itu bekerja mengikuti mekanisme komputer raksasa. Sistemnya disebut “SUNNATULLAH”. Lewat sistem operasi yang disebut sunnatullah itulah seluruh seluruh isi alam semesta ini berfungsi.

Manusia bagaikan sebuah komputer kecil yang terhubung ke sistem jaringan komputer alam semesta. Kita bisa mengakses masuk kedalam sistem jaringan jika kita menyamakan sistem operasinya terlebih dulu dan memiliki “PASSWORD” alias kata sandinya. Jika tidak, kita akan terkungkung dalam diri kita sendiri. Tidak bisa masuk ke jaringan alam semesta. Ibaratnya bermain radio komunikasi, frekwensi kita tidak match dengan pengguna lain, maka tidak bisa nyambung. Atau ibarat pengguna handphone, kita berada di lura service area, diluar jangkauan jaringan pemancar. Tidak bisa connect dengan sistem yang ada.

Begitulah, meskipun secara fisik kita sudah berada di dalam alam semesta, jika kita tidak bisa nyambung secara informasi, kitapun jadi terasa jauh dari siapa-siapa. Jauh dari mana-mana. Persis seperti orang yang membawa handphone tapi sedang terkungkung didalam suatu gedung yang tidak memperoleh signal. Dalam istilah Al Qur’an kita sedang jauh dari Allah.

“(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh”. (QS. Ibrahim (14): 03).
“Katakanlah : Bagaimana pendapatmu jika (Al Qur’an) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh?”. (QS. Fushshilat (41): 52).

Kata Allah, orang-orang yang terjebak pada kehidupan dunia adalah orang-orang yang tersesat jauh. Karena dia hanya terpaku pada realitas fisik saja. Padahal realitas kehidupan ini bukan hanya itu. Jauh lebih canggih dari itu. Ada yang bersifat lahiriyah, tapi ingat ada juga yang bersifat batiniyah.

Orang-orang yang terjauhkan dari informasi Al Qur’an juga disebut jauh dari Allah dan tersesat. Tetapi, orang-orang yang membaca Al Qur’an tanpa menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya dalam keseimbangan semesta, juga disebut tersesat. Seperti orang yang membaca petunjuk operasi komputer atau handphone, tetapi tidak menerapkan dan menggunakannya untuk berkomunikasi.

Padahal sebenarnya Allah tidak jauh dari kita. Cuma kita saja yang berada diluar service area. Tidak nghe-match. Tidak memiliki dan menggunakan password untuk masuk jaringan komputer semesta.

“Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka, sedang (Kami) mengetahui, dan kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka)”. (QS. Al A’raaf (7):7).

Nah, dalam konteks berdzikir, kita tidak akan pernah bisa bertemu dengan Allah jika tidak menyelaraskan dulu operating system kita dengan sunnatullah. Kita juga mesti tahu kata-kata sandinya. Sampai getaran jiwa kita bisa masuk ke dalam sistem jaringan alam semesta, yang berpusat di Arsy Allah.

Dalam sudut pandang getaran, maka diri manusia mempunyai dua sistem getaran :
  1. Clock alias denyut berirama yang mengantarkan seseorang untuk memasuki sistem universal. 
  2. Frekwensi jiwa yang menggambarkan kualitas jiwa seseorang.
Clock itu dipancarkan oleh otak, menggambarkan tingkat kesadaran seseorang. Jika pancaran gelombang otaknya di atas 13 Hz, seseorang dikatakan dalam kondisi Beta. Ia dalam kesadaran penuh. Beraktifitas penuh semangat. Panca inderanya bekerja maksimal. Perhatiannya lebih kepada hal-hal yang bisa ditangkap oleh indera atau dalam kesadaran indrawi. Berkonsentrasi pada outer cosmos (Dunia fisik).

Tetapi, kondisi diatas ternyata malah tidak mengantarkan seseorang nge-match dengan alam semesta, melainkan terjebak pada kondisi di luar service area. Ia terkungkung oleh ke’diri’annya. Kesadaran individual. Ia menyadari lingkungannya hanya kesadaran yang bersifat fisik. Inilah yang dalam ayat sebelumnya disebut : mereka lebih tertarik kepada dunia dari pada akherat. Mereka bakal merasa jauh dari Allah.

Pada tingkat berikutnya, seseorang memasuki wilayah yang lebih ke dalam. Misalnya pada orang-orang yang merenung/Tafakur. Jika seseorang melakukan proses perenungan, maka denyut clock itu akan menurun menjadi berada dalam wilayah Alfa. Yaitu wilayah gelombang otak sekitar 8 Hz – 13 Hz. Dalam kondisi ini seseorang mulai masuk ke inner cosmos, dunia dalam. Dia tidak lagi sangat bertumpu kepada inderanya. Meskipun inderanya masih tetap aktif. Ia mulai mengaktifkan rasionalitas secara lebih holistik. Inilah yang disebut kesadaran rasional atau kesadaran ilmiyah.

Kebanyakan para ilmuwan yang sedang merenung, atau seniman sedang menuangkan karyanya, akan memasuki kondisi Alafa ini. Clock otaknya berdenyut dengan frekwensi 8 Hz – 13 Hz. Kondisi jiwanya lebih tenang dibandingkan dengan Beta.

Orang yang sedang berproses ke arah tidur pun memasuki kondisi Alfa. Demikian pula orang-orang yang sedang bermeditasi atau dzikir dan shalat. Dalam kondisi ini, seseorang bisa mengeksplorasi dunia dalam dirinya lebih intensif.

Dalam konteks jaringan komputer alam semesta, orang tersebut mulai berusaha mengakses masuk. Tetapi, memang masih bergantung pada password dan kuwalitas frekwensinya. Jika sesuai, dia akan memperoleh akses. Jika tidak, ia tidak akan bisa masuk.

Kondisi clock yang lebih dalam lagi disebut sebagai wilayah Teta. Inilah wilayah yang amat rawan karena berada diantara sadar dan tidak. Clock-nya bergetar di antara 4 Hz – 7 Hz. Bagi orang yang menuju tidur, kondisi ini adalah mulai hilangnya kesadaran, sampai kemudian tertidur. Disinilah seseorang bisa dipengaruhi secara hipnotisme atau kerasukan makhluk ghaib. Alam bawah sadarnya. Jika terus maka orang itu akan menjadi tidur lelap. Pada saat itu frekwensi clock nya berada dibawah 4 Haz. Atau sekitar 0,5 Hz – 3,5 Hz. Pada kondisi ini seseorang telah kehilangan kesadarannya sama sekali. Sepenuhnya dikendalikan alam bawah sadar.

Nah, dimanakah kondisi yang paling baik untuk berdzikir secara khusyuk? Ternyata berada di peralihan antara kondisi alfa dan teta. Di sinilah seseorang mulai bisa melepaskan kungkungan panca inderanya dan masuk kewilayah kesadaran universal. Atau ada juga yang menyebutnya sebagai ketaksadaran universal.

Tapi, saya lebih suka menyebutnya sebagai “KESADARAN UNIVERSAL”. Karena kita justru memasuki wilayah ‘ketaksadaran’ itu secara sadar sepenuhnya. Tidur yang terjaga. Relaksasi yang sempurna dalam keadaan berdzikir, ingat Allah. Pada saat inilah orang yang memiliki password bisa masuk jaringan universal. Maka ia akan masuk kedalam sistem informasi canggih bebas hambatan. Frekwensi getaran jiwanya akan nyambung dengan frekwensi alam semesta.

Disini kita akan mulai memahami, bahwa selain getaran clock, ada getaran lain yang justru berisi informasi tentang kondisi jiwa kita saat sedang berdzikir. Clock hanya berfungsi sebagai pintu masuk. Sedangkan frekwensi jiwa adalah muatan informasi yang ingin kita kirim lewat jaringan. Maka, ketika kita sudah bisa terhubung ke dalam jaringan tersebut, kita bisa melakukan kontak-kontak dengan milyaran komputer lainnya, seperti berada dalam jaringan internet.

Bahkan, kita jika bisa kontak dua arah dengan komputer induk yang berada di pusat alam semesta. Di Arsy Allah. Tidak ada lagi kendala jarak dan waktu yang menghambat. Seperti kita kalau sedang chating lewat internet hehehe....., lawan bicara kita serasa dekat saja. Cuma, karena komputer dan provider itu mempunyai keterbatasan kapasitas jaringan, kecepatan bisa menjadi lambat.

Tapi, itu tidak akan terjadi pada jaringan komputer semesta. Karena jaringannya di design berdasarkan system cahaya dan struktur dimensi langit yang tujuh. Pusat dilangit ke tujuh yang sangat dekat. Bahkan meliputi kita. Dan sinyalnya berbasis pada cahaya, dikendalikan oleh para malaikat. Maka kecepatan informasi itu seakan-akan bergerak melebihi kecepatan cahaya. Padahal sebenarnya tidak. Beberapa kawan tidak sepakat dengan pendapat bahwa “cahaya adalah kecepatan tertinggi” di alam semesta. Saya sedang menunggu pembuktian itu. Tetapi sejauh ini, saya juga sepakat hehehe....

Memang kalau hanya dipahami sebagai gerakan cahaya yang melengkung di langit pertama, seakan akan kecepatanya lebih tinggi dari 300 ribu km/detik. Padahal,sinyal cahaya itu melewati jalan tembus di dimensi langit yang lebih tinggi.tentu saja ia cepat sampai ke pusat,dibandingkan yang harus melengkung di langit pertama....

“dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang, dan (para malaikat) yang mengatur urusan.” (QS. An Naaziaat (79): 3-5)
“pada malam itu turun malaikat-makaikat dan malaikat jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS. Al Qadar(97):4)

Dalam banyak ayat, Allah menginformasikan kepada kita bahwa para malaikat adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap lalulintas urusan dari seluruh penjuru langit ke pusat pemerintahan Alam semesta. Akan tetapi, semuanya lewat izin Allah. Di bawah kendali kekuasaanya.

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas.Arsy untuk mengatur segala urusan.Tiada seorangpun yang memberi syafa'at kecuali sesudah ada izinNya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembalah Dia, Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”. (QS. Yunus (10): 3)

Kecepatan para malaikat itu berbeda-beda. Bergantung kepada siapa yang membawa, lewat kesana, dan urusan apa yang sedang dibawa. Karena itu, waktu tempuhnya pun bisa beragam. Ada yang sehari dengan kadar 1000 tahun. Ada pula yang seharinya berkadar 50.000 tahun.

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu”. (QS. As Sajadah (32) : 5)
“Para malaikat dan jibril naik kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun”. (QS. Al Ma’arij (70) : 4)

Betapa dahsyatnya kecepatan informasi dalam jaringan alam semesta itu. Bandingkan dengan kecepatan pengiriman informasi dewasa ini. Yang paling rendah adalah lewat jaringan internet, hanya sekitar sepuluh ribu atau ratusan ribu bit per detik. Yang lebih tinggi lewat jaringan satelit, bisa mencapai jutaan bit per detik. Bit adalah unit terkecil dari informasi.

Dengan menggunakan satelit, anda bisa melihat siaran langsung dari sebuah acara televisi yang terjadi antar benua. Misalnya di Eropa, kita melihat dalam waktu yang ‘hampir bersamaan’ di Indonesia. Jarak ribuan kilo meter itu ditempuh dalam orde detik saja.

Jaringan informasi semesta lebih dahsyat lagi. Kecepatannya ribuan sampai jutaan kali lebih hebat. Karena itu Allah mengatakan 1 hari sama dengan 1000 Th. Artinya berlipat 365.000 kali lebih cepat. Dan suatu ketika bisa lebih cepat lagi sehingga mencapai 50.000 x 365 = 18.250.000 kali. Itulah yang dikatakan oleh Allah dalam surah An Naazi’aat : 3-5, bahwa “bahwa para malaikat turun dari langit dengan cepat, dan mendahului dengan kencang, untuk mengatur segala urusan”.

Sistem informasi itu demikian canggih. Tinggal bagaimana kita bisa mengakses masuk kedalamnya. Maka, selain clock sebagai jalan masuk, setiap diri kita memiliki kualitas informasi yang akan kita kirimkan lewat jaringan tersebut.

Clock berkait erat dengan keselarasan. Dengan kekhusukan dan keikhlasan. Sedangkan kualitas informasi berkaitan dengan isi do’a dan kepahaman dzikir yang kita panjatkan.
Jika kita tidak ikhlas dan tidak khusuk, maka kita tidak akan bisa masuk kedalam sistem jaringan informasi tersebut. Meskipun isi do’a kita bagus. Karena itu jangan heran banyak orang berdo’a yang tidak terkabulkan. Dia tidak bisa menyelaraskan kondisi jiwanya dengan sistem alam. Tidak ikhlas. Tidak khusuk. Tidak berserah diri, jangan heran dia terpental dari pusaran .......................
by. Mualimin Ali

Hakikat JIMAT ATAU BENDA BERTUAH

A. Bila ditinjau dari sudut pandang ilmu Mind Power (Hypnosis & NLP), sebenarnya hanyalah merupakan sebuah anchor khusus untuk memunculkan empowering state tertentu.

Jadi, menurut ahli Mind Power. Benda itu secara alami memang tidak ada apa-apanya alias netral-netral saja. Akan tetapi karena digunakan sebagai sebuah Anchor atau sebuah trigger yang bila digunakan akan memunculkan sebuah respon khusus. Maka benda tersebut seolah-oleh mempunyai kekuatan tertentu yang luar biasa dan ajaib.

Padahal sebenarnya kekuatan itu muncul dari potensi diri pribadi si pemakainya itu sendiri.

Buktinya, benda yang sama bila dipakai oleh orang lain yang tidak percaya dengan kegunaan benda tersebut. Toh... tidak memunculkan fenomena dan efek khasiat seperti yang diharapkan. Artinya, Anchor ini tidak atau belum terpasang pada orang tersebut. sehingga Efek Ajaibnya tidak muncul. dan mungkin tekhnik ancor semacam ini kurang cocok untuk dia. Bisa jadi dia lebih cocok bila menggunakan anchor dari jenis yang lain. Misalnya dengan membaca doa tertentu atau amalan tertentu, dll.

Lalu bagaimana kaitannya dengan Kesyirikan.
Syirik adalah soal hati, dan bila hati telah diterangi oleh cahaya pemahaman dan ilmu. Maka tentu syirik itu tidak akan terjadi, karena dianya tahu mekanisme dan kerangka kerja yang ada dibalik fenomena tsb. Dan jangankan soal metafisik, hal-hal yang terkait dengan alam fisikpun bila kita salah dalam mensikapinya, maka tidak menutup kemungkinan kita terjebak pada perilaku syirik. Cth. Kita meyakini bahwa yang menyembuhkan sakit kita adalah semata-mata karena obat yang kita minum, dll.

Anchor adalah suatu hal yang jika terjadi akan memicu suatu perasaan atau emosi tertentu. Dalam istilah psikologi klasik, anchor adalah suatu stimulus yang memicu reaksi khusus. Anchor dapat terjadi dengan sendirinya (alami), dapat pula di ciptakan secara sengaja.

Sebagai contoh anchor alami adalah suatu phobia, yakni reaksi takut yang berlebihan (tidak masuk akal) pada suatu stimulus (anchor) tertentu. Misal melihat kecoa, langsung memicu takut dan tidak berani berjalan mendekatinya.

Anchor adalah hal alamian yang biasa kita alami, selain contoh diatas, anda juga pasti atau sering mengalami kejadian seperti ini. Tolong amati didalam benak Anda apa yang muncul, saat saya menyebutkan kata : Gudang Garam ? pastilah merek sebuah rokok, bukan ? padahal kata gudang garam bisa dalam arti sebenarnya, yakni gudang tempat menyimpan garam. Nah,kata-kata ini sengaja diciptakan dan “di masukan” kedalam pikiran anda sehingga begitu anda mendengar kata-kata ini maka secara Otomatis kata-kata ini akan menghubungkan Anda dengan merek sebuah rokok. Ini juga Anchor atau pemicu sebuah memori tertentu.

Hal yang sama juga berlaku saat Anda mencium bau parfume tertentu, maka secara langsung memori anda akan terbawa kepada seseorang yang sering memakai perfume tersebut, mungkin istri Anda, suami Anda, orang tua Anda atau yang paling bahaya adalah suami atau istri tetangga, he..he..he.

Begitulah definisi dari Anchor atau jangkar dimana Anchor atau jangkar ini menghubungkan seseorang dengan sebuah hal, emosi atau kejadian dimasa lalu, dimana saat Anchor tersebut terpicu baik sadar maupun tidak sadar, maka emosi, memori atau kejadian dimasa lalu akan muncul kembali secara otomatis sehingga suasanan hati orang tersebut akan mengikuti kondisi emosinya dimasa lalu.

Anchor bisa dimanfaatkan untuk menciptakan rasa berani, percaya diri dan sabar. Caranya adalah dengan membuat jangkar yang menghubungkan sebuah gerakan dengan memori berani, percaya diri atau sabar yang pernah dialami dimasa lalu. Dan saat jangkar tersebut dipicu maka memori percaya diri, berani dan sabar akan muncul dalam pikiran kita. Oleh karena, tubuh dan pikiran adalah satu, maka memori yang muncul itu akan direfLeksikan oleh tubuh sehingga secara fisiologi tubuh kita akan memperagakan emosi tersebut.

Bayangkanlah suatu saat Anda membutuhkan kepercayaan diri saat akan presentasi dihadapan pimpinan atau prospek anda , kemudian hanya dengan sekali sentuh dalam 5 detik Anda akan langsung merasa percaya diri. Bayangkan juga saat anda memerlukan keberanian melangkah untuk membuat bisnis yang baru dan hanya dengan sekali “pencet” tombol berani anda, maka secara otomatis andapun menjadi percaya diri. Sangat membantu, bukan ? teknik ini.

Lalu bagaimana ceritanya benda-benda tersebut dapat menjadi Anchor untuk seseorang. Ada dua jalan yang menyebabkan benda-benda tersebut menjadi sebuah anchor.
  1. Melalui cerita dan legenda yang beredar di masyarakat mengenai kehebatan dan khasiat dari benda tersebut. Dan sudah menjadi suatu kepercayaan umum. Sehingga cerita tersebut dapat masuk ke alam bawah sadar dan menjadi sebuah keyakinan yang kuat di alam bawah sadar.
  2. Melalui seorang mediator yang memastikan benda tersebut menjadi anchor untuk seseorang.
B. Bila ditinjau dari sudut ilmu metafisika.
AURA DAUN TERLIHAT SAAT DI FOTO AURA
Alam semesta ini hakikatnya terbuat dari energi, dan setiap benda mempunyai frekwensinya uniknya atau mempunyai aura kharismanya masing-masing.

Nah, tidak menutup kemungkinan beberapa benda tertentu secara alami mempunyai medan energi khusus dan cukup powerfull. Sehingga bisa digunakan sebagai alat-alat yang baik untuk keperluan metafisis tertentu.

Namun sayangnya, terkadang hal ini di masyarakat bercampur baur antara kenyataan atau kebenaran dengan sekedar legenda atau mitos yang sengaja dihembuskan atau di blow up oleh kalangan tertentu. Sekedar untuk mengeruk keuntungan finansial dari orang lain. Sehingga harga benda tersebut dapat di blow up hingga mencapai ratusan juta hingga milyaran rupiah.

Nah, agar anda tidak terjebak pada permainan benda antik ataupun bertuah yang saat ini memang marak terjadi. Saran saya, belilah benda tersebut semata-mata sesuai dengan harga bahan tersebut di pasaran. dan bukan karena tergiur khasiat atau legendanya.

Sedangkan untuk meningkatkan power alami benda. Bisa anda lakukan sendiri atau meminta bantuan sahabat yang memang ahli di bidang tsb.

Insya Allah, dengan demikian anda tetap memperoleh manfaat yg optimal dari benda itu, tanpa tertipu dengan harga yg melambung di luar kewajaran....

Demikian sekilas ulasan mengenai jimat dan benda bertuah, SEMOGA BERMANFAAT. Wallahu a'lam....

 NAQS DNA

Diskusi Soal Jin & Alam Gaib

Assalamu'alaikum Wa Rohmatullahi Wa Barokatuh...
Sahabat, kali ini saya persembahkan sebuah dialog yang saya ambil dari Blog UNIVERSITAS ENERGI SEJATI [energisejati.wordpress.com] yang di asuh oleh Ki Dalang Cipto Kawedar. Terus terang saya itu senang bila ternyata banyak juga para guru besar dan ahli spiritual yang sefaham dengan saya dalam menegakan Dzikir & Fikir. Karena saya melihat, saat ini dunia metafisika di dunia ini masih berada pada era kegelapan. Praktek metafisika masih identik dengan kesyirikan dan pemujaan terhadap hawa nafsu. Pembodohan masih banyak terjadi di mana-mana. Umat menjadi semakin jauh dari akidah dan semakin jauh tenggelam dalam jurang kesesatan.

Lagipula memang beginilah salah satu metode pendidikan dari saya. Menghadirkan berbagai literatur keilmuan dari berbagai aliran keilmuan untuk dijadikan bahan diskusi bersama serta sebagai study banding untuk pengayaan materi dan wawasan siswa. Karena saya memang suka dengan budaya keterbukaan (Open Mind, Open Heart, & Open Hand) dan agak anti dengan fanatisme buta atau budaya taklid ataupun budaya menutup diri. Karena menurut saya, Syukur itu terkait dengan keterbukaan. Sedangkan Kufur dan kafir itu erat kaitannya dengan kejumudan dan ketertutupan. Okey, kita langsung aja ke Te-Ka-Pe..... he..he..he...

DIALOG PENYAKIT PERBUATAN JIN
oleh: Ki Abduljabbar

Dialog ini diawali oleh tetanggaku yg sakit, kata paranormal sudah kena “ANGIN JIN”, sehingga harus di ruqiyah. Karena percayanya dengan paranormal, sampai beberapa paranormal sudah didatanginya. Faktanya bukan sembuh malah semakin parah.

SP= Si Penanya
AJ= Abduljabbar

SP= Ki, saya perhatikan orang yg belajar ilmu ghoib identik bisa menjadi penghusada.

AJ= He…he…he…, biasalah seperti itulah sifat manusia, mereka menganggap mantra-mantra yg dipelajari bisa menyembuhkan orang yg sakit. Misalnya seperti Ruqyah.

SP= Oh iya Ki, sekarang banyak orang melakukan ruqyah. Bagaimana menurut Ki AJ…?
AJ= Ruqyah itu ditujukan untuk orang yg memang menderita sakit, sekarang ini justru ruqyah dilakukan kepada orang yg sehat. Akibatnya orang sehat malah bisa sakit, banyak orang sehat malah kesurupan.

SP= Iya Ki, saya sering melihat seperti yg di acara TV. Katanya orang tsb kemasukan jin, makanya harus dikeluarkan jin-nya.
AJ= Itu omongan orang yg cari nafkah dari ruqiyah ini, misalnya acara T.V team pemburu hantu. Pada waktu itu saya senang menonton acara ini, sehingga saya kepingin bisa seperti mereka. Tetanggaku kebetulan salah seorang dari team pemburu hantu tsb, tetanggaku banyak yg kagum kepada beliau. Suatu saat ada tetangga komplek perumahan yg minta tolong ke DKM Masjid tempatku sholat. Orang yg minta tolong tsb sdh 2x meminta tolong team pemburu hantu, sampai keluar uang banyak ternyata jin pengganggu tsb tidak mau pergi, justru semakin menganggu.

SP= Lantas, bagaimana Ki?
AJ= Saya kasihan ibu itu sudah tertipu oleh pekerjaan orang yg tidak bertanggung jawab. Malam itu setelah baca Yassin, saya hanya mengucap dalam hati, carilah tempat yg layak, jangan mengganggu tempat ini. Alhamdulillah sudah beberapa hari jin itu tidak menganggu lagi….

SP= Koq nampak mudah ya Ki. Apakah Ki Abduljabbar membaca amalan-amalan tertentu?
AJ= Saya hanya baca Surat Yassin bersama teman-teman dan keluarga tsb. Tidak ada gaya seperti team pemburu hantu pakai jurus silat, karena memang tidak ada yg harus dilawan.

SP= Kalau amalan untuk membakar jin itu bagaimana Ki?
AJ= Ya amalin saja, biar jin takut.

SP= Kalau orang sakit karena perbutan jin yg kata orang kena “angin jin”, bagaimana menurut Ki Abduljabbar?
AJ= Semua penyakit berasal dari mindset orang tersebut sehingga tidak terjadi keseimbangan tubuh dan mentalnya. Misalnya orang yg tidak pernah bahagia, biasanya sering sakit dan mudah stress. Jika orang sakit karena jin biasanya akibat dari santet. Allah berfirman:”Jin itu tidak ada kuasa atas manusia, dan jin itu tidak dapat memasuki tubuh manusia. ”Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat”. QS:15/42.

Kalau ada orang sakti bisa begini bisa begitu tetapi perbuatannya merugikan orang lain, berarti orang tersebut sudah menghamba kepada jin. Sadar atau tidak banyak orang sudah melakukan perbuatan seperti ini, misalnya ada seseorang yg mengatakan orang lain sesat hanya karena tidak sesuai dengan apa yg dipelajarinya, orang tersebut seakan-akan sudah menyamai Allah Ta’ala yg mengatur seluruh alam semesta ini. Bukankah kita menjadi seperti sekarang ini sudah kodratullah…., jadi tidak ada alasan kita menilai orang lain dari sisi baik-buruknya, yg boleh adalah saling menasehati dalam hal kesabaran dan kebenaran.

SP= Tetapi Ki, kenyataannya banyak orang yg kesurupan dan menderita sakit yg secara medis tidak dapat dideteksi?
AJ= Iya…, kesurupan itu dibagi menjadi dua. Pertama karena pengaruh tidak kuat psikologisnya dan ke-dua karena kesadarannya memang dikuasai oleh jin. Yang tidak kuat psikologisnya membuat kontraksi otot mengejang sehingga orang tsb seperti kram terlihat seperti penyakit ayan yg kambuh, sehingga dianggap kesurupan. Sedangkan alasan ke-dua tsb, terjadi biasanya karena ada pesan yg ingin disampaikan oleh jin tsb, karena jin tidak dapat komunikasi verbal dengan manusia.

SP= Banyak terjadi kesurupan massal di sekolah dan pabrik, fenomena apa itu Ki?
AJ= Jelas itu karena stress psikologis karena takut tidak lulus sehingga jika ada siswa yg jatuh kejang akan mempengaruhi siswa yg lain. Demikian hal nya pada pabrik, karena takut dipecat jika kerjanya tidak memenuhi target, sehingga stress akhirnya kejang-kejang.

SP= Kenapa koq bisa massal Ki?
AJ= Sifat manusia itu memiliki dasar yg sama, jika dalam satu komunitas ada yg sakit, kita akan merasakan kesedihan itu. Apalagi pada komunitas yg memiliki nasib yg sama yg sama-sama mendapat tekanan yg sama, jika salah satu kejang, yg lain akan ketularan kejang.

SP= Cara mengatasinya dan penyembuhannya bagaimana Ki?
AJ= Beri motivasi kepada mereka, jangan memberi penekanan, sehingga mereka memperoleh ketenangan dan rasa percaya diri. Jika ada yg sakit, pisahkan orang yg kejang tsb jangan sampai yg lainnya melihat. Sebenarnya pasien kita bawa ketempat yg sejuk dan diberi aroma wangi sudah bisa sembuh sendiri dan ini tidak ada hubungannya dengan perbuatan jin.

SP= Wah…pantesan sudah dipanggilkan ORANG PINTAR, ternyata tidak sembuh. Orang pintar tsb bilang katanya jin penunggu pohon besar di samping sekolahan minta syarat ayam cemani dan minyak sulthon.
AJ= Kita sudah dibohongi oleh orang pintar itu.

SP= Saya pernah baca diiklan, banyak orang sakit karena terkena “angin jin”. Saya percaya karena banyak penyakit secara medis tidak bisa disembuhkan tetapi dgn pengobatan alternatif baru bisa sembuh. Katanya orang yg terkena angin jin ini akan menderita sakit karena jin dari api sedangkan manusia dari tanah. Rasulullah SAW bersabda:”Sesungguhnya syaithan masuk (mengalir) ke dalam tubuh anak Adam mengikuti aliran darahnya, maka sempitkanlah jalan masuknya dengan puasa”.
AJ= Hhhmmm… saya juga lebih suka pengobatan alternatif, tetapi bukan dengan cara-cara sesat, yg tidak sesuai dengan ajaran rasulullah SAW. Yang dimaksud “syaithan” oleh Rasulullah SAW adalah sifat-sifat manusia yg menyimpang dari perintah Allah Ta’ala, yaitu nafsu-nafsu serakah. Melalui puasa manusia akan mampu mengendalikannya. Sedangkan anggapan orang sakit karena ANGIN JIN itu karena keterbatasan pengetahuan orang tentang MEDIS, sehingga dihubungkan dengan MISTIK. Sebagaimana kepercayaan ANIMISME DAN DINAMISME timbul karena keterbatasan ILMU PENGETAHUAN mereka, sehingga banyak arca (patung), pohon besar disembah dan diberi sesaji. Logikanya jin kan mahkluk cosmik tidak berdimensi seperti manusia yg punya mulut dan perut, jadi mau dikasih sesaji ayam kagak bakalan dimakan. Makanya pakai otak, biar mikir ….

SP= Nafsu-nafsu setan itu seperti apa Ki?
AJ= Nafsu-nafsu setan itu intinya adalah nafsu yg membuat rasa TIDAK BAHAGIA, misalnya cemburu, iri hati, marah, dendam, benci, dll. Sehingga orang yg memiliki sifat seperti itu OTAK nya tidak memproduksi hormon kebahagiaan dan justru memproduksi hormon NORADREANALIN dan ANDRENALIN, yaitu hormon yg sangat beracun, nomor 2 setelah bisa ular. Untungnya racun tsb hanya sedikit yg diproduksi oleh otak, tetapi kalau sering bisa stress dan cepat mati orang tsb.

SP= Kenapa tidak bahagia Ki?
AJ= He…he…he…, memang ada orang yg memiliki rasa cemburu, dendam, marah, akan merasa BAHAGIA…? Tidaklah yaw…!!! Tidak ada manusia yg merasa bahagia karena MARAH, CEMBURU, MEMBENCI, MEMBUNUH, DLL….., Jika hal ini berlarut-larut, akan menimbulkan RADIKAL BEBAS yg membuat lemak dalam darah meningkat yg akhirnya membuat penyumbatan pada pembuluh darahnya dan meningkatkan radikal bebas. Makanya orang seperti ini wajahnya nampak lebih tua dan kusam (tidak cerah).

SP= Wah… ini saya baru tahu Ki…., selama ini pemahaman saya, orang yg kena kanker, stroke, diabetes, dll … karena ulah perbuatan jin.
AJ= Astaghfirullah al‘adzim…, anda sudah su’udzon kepada jin. Bukankah jin itu sama dengan manusia, sama-sama diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Tidak ada dasarnya untuk saling bermusuhan, manusia itu justru menjadi IMAM nya jin karena nabi-nabi semuanya dari kalangan manusia.

SP= Tapi Ki, sabda Rasulullah SAW:”sebaik-baiknya jin masih lebih baik orang yg paling jahat”. Artinya kan tidak ada jin yg baik Ki…?
AJ= Maksud Rasulullah SAW itu, agar kita jangan berinteraksi dengan jin atau bahkan menghamba kepada jin. Karena Allah Ta’ala sdh memberikan kepada manusia sebagai kafilah bumi yg harus rahmatan lil alamin, bukan rahmatan lil muslimin. Walaupun kenyataannya banyak manusia yg mengabdikan diri kepada jin, itulah kedzaliman yg sangar besar. Naudzubillahi mindzalik …

SP= Banyak orang yg mengamalkan amalan agar dapat khodam harimu, Nyi Roro Kidul, dll. Menurut Ki AJ bagaimana?
AJ= Saya sarankan tinggalkan amalan itu, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. QS:14/22.

SP= Maksud ayat itu apa Ki?
AJ= Maksudnya semua perbuatan setan itu hanya TIPU DAYA. Dan memang seperti itulah ajakan setan agar manusia tersesat dari jalan fitrah sehingga menjadi pengikutnya di neraka jahanam.

SP= Kalau orang sakit kena Guna-guna bagaimana Ki?
AJ= Allah Ta’ala berfirman:“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada- Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”. QS:45/13.

Ayat di atas sebagai penenang manusia bahwa Allah Ta’ala menundukan Malaikat (yg di langit) dan jin/Iblis (yg ada di bumi) yg ditujukan kepada manusia yg menggunakan Akal dan Pikirannya.

SP= Maksudnya apa Ki “bagi kaum yg berpikir” itu?
AJ= Maksudnya orang yg menggunakan OTAK nya. Sekarang ini banyak orang punya otak tetapi tidak digunakan untuk berpikir tetapi digunakan untuk merugikan orang lain. Karena kalau hanya untuk mencelakai orang lain kan gak perlu MIKIR. He…he…he…

SP= Oh… pantesan Ki Abdul selalu memposting ilmu ADJUSTMENT OTAK. Jadi, sebenarnya penyakit itu bisa dari jin gak Ki?
AJ= Enggak bisa, karena jin itu tidak berkuasa atas diri Manusia. Yang membuat manusia sakit adalah tidak adanya keseimbangan 3 unsur; MIND, BODY, SOUL. Mind adalah akal dan pikiran (jiwa), di dalam jiwa inilah terdapat nur atau cahaya illahi yg selalu menuju kepada kebaikan (MUTMAINAH) dan NAFSU keserakahan yg mengarah kepada kejahatan (EVIL). Soul adalah Ruh (hanya Allah yg tahu urusan ini). KUNCINYA adalah milikilah RASA BAHAGIA. Karena dengan rasa BAHAGIA ini otak akan memproduksi hormon ENDORPHIN, SEROTONIN, MELATONIN, HIGH GROWTH HUMAN (HGH), dll. Dan masih banyak ratusan hormon kebahagiaan akan diproduksi manusia, sepertinya Allah Ta’ala menciptakan manusia dengan GEN-GEN KEBAHAGIAAN. Anda dapat merasakan misalnya Anda BAHAGIA, energi seperti tidak pernah habis. Tetapi jika Anda EMOSI MARAH, napas Anda akan tersenggal-senggal dan cepat kelelahan.

SP= Jadi bisa nggak orang sakit diobati dengan Ruqyah?
AJ= Bisa, karena jaman Rasulullah dulu ada sahabat yg meruqiyah menggunakan Al-Fatehah.

SP= Tetapi kenapa koq banyak yg melakukan ruqiyah tetapi tidak menyembuhkan malah penyakitnya semakin parah?
AJ= Wah … kalau masalah ini perlu diskusi panjang, karena kalau hanya membaca Al-Fatehah lantas orang bisa sembuh, pasti tidak ada lagi orang sakit. Faktanya rumah sakit sekarang penuh pasien. Konteknya adalah rasa ketenangan dari pasien itulah yg menyembuhkan karena mendengar alunan keindahan ayat-ayat Al-Qur’an tsb.

SP= Wah…., terimakasih Ki, sudah memberikan masukan yg bermanfaat. Saya jadi paham, bahwa bathin (hati/qolb) dapat berpengaruh pada phisik (jasmani).
AJ= Ya…, kalau menginginkan kesehatan yg sejati adalah dengan melakukan keseimbangan MIND, BODY, SOUL yaitu keseimbangan antara pikiran/ otak, jasmani dan spiritual. Jadi hilangkan pikiran Anda bahwa penyakit baukan karena perbuatan jin, tetapi karena pola gaya hidup yg tidak sehat.

DIALOG TENTANG ILMU GHAIB
Oleh: Ki Abduljabbar

Pada kesempatan ini saya postingkan beberapa pertanyaan dari para sedulur ES yang disampaikan kepada saya berhubungan dengan ilmu-ilmu yang ada di Blog Energi Sejati. Perlu dicatat, bahwa saya bukanlah guru tetapi seseorang yang membantu memberikan pencerahan ataupun pemahaman dari sisi logika. Sebelumnya saya mohon maaf jika ada perbedaan sudut pandang dengan jawaban-jawaban saya tsb.
SP = Si Penanya
AJ = Abduljabbar

SP = Ki, kenapa postingan Ki Abduljabar tidak ada yg berhubungan dengan ilmu ghaib?
AJ = Hhmm… ghaib itu hanya Allah Ta’ala yang tahu.

SP = Ada yg bilang ilmu-ilmu yang diposting di blog ES tidak benar…?
AJ = Saya tidak pernah mengatakan ilmu-ilmu tsb salah, karena yg ghoib itu hanya
Allah yg tahu, maka saran saya kita serahkan semuanya kepada Allah Ta’ala. Biar
Allah yang membukakan hijab tersebut.

SP = Ki, ada orang yg bisa melihat jin. Menurut Ki Abdul bagaimana?
AJ = Hhmm… saya tidak bisa melihat jin, tetapi kadang bisa merasakannya. Makhluk
jin dapat melihat manusia, manusia tidak dapat melihat mereka. “Sesungguhnya ia
dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. QS:7/27.
Mereka bisa memasuki kesadaran manusia, manusia tidak dapat memasuki kesadaran
mereka (QS. An-Nas ayat 5-6).

SP = Tetapi Ki, mereka bisa melihat pocong, genderuwo, kuntilanak, dll…
AJ = Jin itu adalah mahkluk energi, seperti manusia juga mahkluk energi, hanya berada
pada dimensi yg berbeda meskipun hidup pada dunia yang sama. Karena jin tidak
bisa kita lihat dengan panca indera, akhirnya kita hanya bisa mengenali.
Sebagaimana orang buta tidak bisa melihat uang, tetapi dapat mengenali dengan
merabanya, kalau itu uang. Kecuali dgn mata ke-3 atau mata bathin. Itupun hanya
intuisi. Penglihatan yang dianggap mahkluk jin tersebut sebenarnya hanya
proyeksi energi dari manusia tsb dan bentuk-bentuk yang tertampil dipenglihatan
tsb akibat dari visualisasi Anda sendiri. Misalnya Anda merasa takut melihat
hantu, maka yg tertampil adalah wajah menakutkan. Jika Anda memvisualisasikan
seorang Sunan Kalijaga, maka yg tertampil adalah Sunan Kalijaga.

SP = Jadi Ki…?
AJ = Terlebih lagi ketika penampakan itu kemudian mengeluarkan suara dan mengaku
sebagai ruh wali, maka ahli wirid itu menghadapi jebakan setan jin yang sangat
menyesatkan. Sedikit demi sedikit mereka akan dijadikan orang sombong, karena
merasa mempunyai kelebihan di atas orang lain.

SP = Lantas bagaimana orang yg belajar membuka bashirahnya atau orang mengatakan mata
ketiga?
AJ = Oh itu tidak ada masalah, justru dengan terbukanya bashirah tsb orang akan bisa
mengetahui mana yg nyata dan mana yang ghoib, sebagaimana firman Allah
Ta’ala:“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami
singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari
itu amat tajam”. (QS50:22).

SP = Ki, saya pada saat wirid melihat pemandangan didatangi Nyi Rara Kidul, saya
melihat kecantikannya sangat luar biasa. Apakah penglihatan saya itu benar-benar
didatangi oleh Nyi Rara Kidul?
AJ = Tidak. Itu hanya simbol dari alam bawah sadar Anda yg sesuai dengan imajinasimu.

SP = Bisa nggak Ki saya melakukan scan orang lain? Saya ingin tahu energi atau aura
orang lain.
AJ = Bisa, tetapi itu juga hanya intuisi yg akurasinya tergantung dari tingkat
spiritual Anda. Perlu kita ketahui setiap orang memiliki energi sehingga
munculah aura.
SP = Apakah warna-warna aura itu Ki…?
AJ = Aura itu warnanya seperti pelangi MEJIKUHIBINIU (Merah, Jingga, Kuning, Hijau,
Biru, Nila dan Ungu). seperti warna-warna Chakra.

SP = Koq katanya ada warna putih dan hitam Ki.
AJ = Kalau warna Hitam dan Putih, itu bukan warna aura. Biasanya mata ketiga yg aktif
disimbolkan warna aura UNGU (indigo) yang lebih dominan.

SP = Apakah Aura itu mewakili sifat seseorang, karena ada orang bilang aura negatif
dan aura positif?
AJ = He…he…he…, inilah ketidak mengertian orang tentang Aura. Aura itu
melambangkan energi kita sebagaimana warna-warna ketujuh Chakra manusia.
Bukankah Chakra itu sebagai pintu masuknya energi? Kalau orang yg sedang sakit,
auranya redup seperti warna abu-abu, padahal bukan warna abu-abu yg sebenarnya,
itu akibat dari rendahnya energi tsb. Hal ini dapat dilihat melalui foto KIRLIAN.

SP = Ada banyak iklan melayani BEDAH AURA dengan biaya ratusan ribu, apakah ini benar
Ki…?
AJ = Kalau ini saya sarankan Anda jangan tertipu. Kalau Anda ingin Aura anda besar
dan terang, berpikirlah positif atau mendengarkan modul AURA CLEANSING.

SP = Kembali ketopik di atas Ki…, mengenai ilmu ghoib. Bisakah manusia menguasai
ilmu ghoib…?
AJ = Tergantung tingkat spiritualnya orang tsb, karena ilmu ghaib itu hanya Allah
Ta’ala yg memilikinya. Kamu minta saja ke Allah ilmu tsb.

SP = OK Ki, lantas bisakah orang menyerang dengan ilmu ghaib tsb?
AJ = Tidak bisa, kecuali menggunakan sihir atau teluh/guna-guna atau ilmu dari setan.
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali
orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (QS:15/42). Jadi
hanya orang yg sesat yg melakukan hal ini.

SP = Oh iya Ki, kenapa ilmu putih tidak bisa digunakan untuk menyerang orang lain?
AJ = Ya…, karena sesungguhnya manusia itu diciptakan untuk saling berkasih sayang,
bukan saling bermusuhan.

SP = Lantas apa pendapat Ki Abduljabbar tentang orang-orang yg saling menyerang dan
saling menghujat seperti di Blog Energi Sejati.
AJ = Itulah yg menjadi keprihatinan saya, mereka hanya mengumbar EGO dan itu
sebenarnya menunjukkan ketidak mampuan mereka dalam mengendalikan nafsu nya.

SP = Apa termasuk orang-orang yg mengatakan di blog ES ada ilmu-ilmu sesat Ki…?
AJ = Sesat itu adalah PERBUATANNYA. Memang benar ada ilmu yg bisa mengarah kepada
kesesatan, dan itu termasuk ilmu setan. Persyaratnnyapun pasti sesat.
SP = Tetapi Ki, katanya ilmu harus ada sanadnya?
AJ = Memang betul, seperti halnya hadis harus ada sanadnya. Itu untuk mengetahui
keabsahan ilmu tsb.

SP = Tetapi Ki, mohon maaf ya Ki bukan maksud menyinggung sesepuh Blog ES. Katanya
ilmu Ki Dalang Sosro Birowo itu tidak ada sanadnya.
AJ = Hhmm… itu kan omongan orang…, seperti pepatah “apa yg engkau lihat adalah
apa yg engkau rasakan dan apa yang engkau perbuat adalah apa yg engkau
dapatkan”. Jadi lakukan saja jangan banyak banyak mikir, kalau hasilnya negatif
ya tinggalkan saja. Kalau saya tidak melihat kesalahan di amalan yg diposting Ki
Dalang SB. Misalnya “Inna Quwatih Quwattah Ya Ghoni”, jelas sanadnya dari Nabi
Khidir A.S dan ya Ghoni itu Asmaul Husna, ada di Al-Qur’an.

SP = Tapi Ki, ada amalan kejawennya, dan ini barangkali yg tdk sesuai dengan
Al-Qur’an, sehingga dikatakan sesat.
AJ = Wah…, kalau orang mengatakan seperti itu ya keliru Mas …, untuk urusan
ubudiyah (ibadah) berbeda dengan keilmuan yg berhubungan dengan ke-BATHIN-an.
Bukankah Ki Dalan SB sdh menjelaskan panjang lebar = luas. He…he…he…

SP = Hhmmm … begitu ya Ki…, kenapa kalau yg memposting Ki dalang SB dan Mas Arial
koq yg komen banyak ya Ki, sepertinya ilmu-ilmu tsb lebih menarik dari pada
postingan Ki Abduljabbar.
AJ = He…313X, saya lebih mensyukuri orang yg mau mempelajari ilmu logika, meskipun
tidak juga menolak ilmu ghaib. Kenyataannya ilmu yg laku secara komersial adalah
ilmu logika ini. Karena Mereka menganggap ilmu kesaktian dapat secara INSTAN
membantu hajat mereka. Padahal tidak ada di dunia ini yg INSTAN, semua kembali
kepada diri kita sendiri. Pikiran Andalah yg menjadikan Anda seperti sekarang
ini. Sekarang saya mau bertanya kepada Anda. Adakah paranormal yg kaya dengan
ilmu yg sesungguhnya dia miliki?

SP = Ada Ki, bahkan banyak loh yg sudah terkenal.
AJ = hhhmmm…, mereka sesungguhnya PEMBOHONG BESAR, mereka tidak jujur dan mereka
tidak memiliki daya dengan keparanormalannya. Lagipula, karena tidak ada orang
yg sudah tertipu oleh paranormal melaporkan ke POLISI. Paling cuma bisa teriak-
teriak di komen Blog, kalau sdh tertipu. Karena mereka merasa malu. Ironisnya
mereka masih banyak yg mendatanginya meskipun ancaman kesesatan sudah tertulis
di Al-Qur’an. Mereka seperti buta, bisu dan tuli. Aku tengadahkan dagu mereka,
dan Aku tutup dinding di depannya dan dibelakangnya sehingga mereka tidak
melihat (QS: Yassin:9).

SP = Jadi seperti apa Ki, orang dikatakan paranormal?
AJ = Paranormal itu kalau sdh mampu membaca INTUISI, dan mereka biasanya tidak berani
memasang tarif karena semua masih tergantung ke-ridha-an Allah Ta’ala.

SP = Jadi Ki, kalau ada paranormal yg pasang iklan menurut Ki Abduljabbar bagaimana?
AJ = Mereka bukan paranormal asli, sebenarnya paranormal itu tidak mencari nafkah dari keparanormalannya. Mereka hanya orang-orang yg MERASA bisa, padahal tidak bisa. Merasa NGERTI padahal tidak mengerti. Sudah ya…? Nanti kita sambung lagi, mau nganter istri ziarah ke makam.

SP = Oh iya Ki …, Taqobbalahu minna waminkum….

NAQS DNA 

Aku Menciptakan Tuhanku

"TUHAN ITU TIDAK ADA"
Dialog di sebuah barber shop.
Tukang cukur: ”Saya tidak percaya Tuhan itu ada.”
Kiwir: “Kenapa?”

Tukang cukur: “Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan, untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, adakah yang sakit? Adakah anak terlantar? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit atau kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Kiwir diam. Ia berpikir keras. "Bagaimana caranya agar tidak terjebak dalam debat kusir," pikir Kiwir. Seusai potong rambut itu, Kiwir pergi meninggalkan 'barber shop'.

Beberapa saat kemudian, di jalan Kiwir melihat seorang lelaki berambut panjang, tidak beraturan, kribo gimbal dan kotor. Brewoknya pun semrawut, seperti habis ditimpa puting beliung. Orang itu terlihat dekil dan tidak terawat.

Kiwir buru-buru kembali ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya tukang cukur itu tidak ada!

Tukang cukur tidak terima. Ia protes. ”Kamu kok bisa bilang begitu? Saya disini dan saya tukang cukur. Dan baru saja saya mencukurmu!,” tandasnya

Tidak!,” elak Kiwir. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang, gondrong, serta brewokan semrawut seperti orang itu,” kata si Kiwir sambil menunjuk ke arah luar.

Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!,” sanggah tukang cukur. ”Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya,” jawab si tukang cukur membela diri.

Cocok!,” kata Kiwir menyetujui. “Itulah masalahnya. Sama dengan Tuhan, Dia itu ada! Tapi apa yang terjadi? Orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan tidak mau mencari-Nya. Maka, banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini,” katanya.

Tukang cukur itu terdiam seribu bahasa, sambil menundukkan kepalanya, berpikir sejenak dan lanjut mencukur konsumennya. Dan, kemungkinan besar ia sudah percaya pada Tuhan.

Tuhan Yang Diciptakan dan Tuhan Yang Sebenarnya
PADA suatu hari di penghujung 1970-an (saya tidak ingat lagi tahun berapa persisnya) di Direktorat Urusan Agama Hindu dan Buddha, Departemen Agama Republik Indonesia, yang pada waktu itu berlokasi di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta, seorang pegawai Direktorat itu yang menganut Buddhisme dan saya sempat berdiskusi secara singkat sekitar konsep tentang Tuhan. Saya memulai diskusi itu dengan mengkritik ketidakjelasan konsep Buddhis tentang Tuhan. Saya mengatakan kepadanya bahwa konsep Buddhis tentang Tuhan tidak jelas. Buku-buku tentang Buddhisme, pada umumnya, tidak memuat uraian dan pembahasan tentang Tuhan. SiddhartaGautama tidak memberikan penjelasan dan doktrin tentang Tuhan. Penolakan Gautama terhadap pembicaraan tentang Tuhan telah “memiskinkan” Buddhisme dalam pembicaraan tentang Tuhan. Buddisme tidak mempunyai konsep yang jelas tentang Tuhan.

Pegawai yang cerdas itu berbalik mengkritik konsep Islam (atau orang-orang Muslim). tentang Tuhan. Ia mengatakan bahwa orang-orang Muslim membuat suatu kesalahan besar dalam memahami Tuhan. Kesalahan itu, menurutnya, terletak pada pemahaman dan kepercayaan orang-orang Muslim bahwa Tuhan adalah “begini” dan “begitu”. Orang-orang Muslim mengatakan bahwa Tuhan mempunyai 20 sifat, atau mempunyai 99 nama. Tuhan adalah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Raja, Maha Suci, Pemberi bentuk, Pencipta, Maha Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan banyak lagi nama-nama atau sifat-sifat lain. Ini berarti bahwa orang-orang Muslim membuat konsep, ide, atau gagasan tentang Tuhan. Mereka mengungkapkan Tuhan yang tidak terbatas dengan kata-kata dan bahasa manusia yang terbatas. Pegawai itu mengatakan bahwa Tuhan dalam konsep, ide, atau gagasan bukanlah Tuhan yang sebenarnya karena Tuhan yang sebenarnya di luar konsep, ide, atau gagasan. Tuhan seperti itu adalah Tuhan yang diciptakan oleh manusia, bukan Tuhan yang sebenarnya. Tuhan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata dan bahasa. Tuhan adalah misteri yang tidak dapat diketahui, tidak dapat dipahami, dan tidak dapat dipikirkan oleh akal manusia. Karena itu, Tuhan tidak dapat dikatakan “begini” dan “begitu”.

Mendengar kritiknya itu, saya terdiam karena saya tidak dapat membantahnya. Waktu itu saya memang masih menjadi mahasiswa S1 yang sedang merampungkan penulisan skripsi tentang konsep monoteisme dalam agama-agama besar (Yudaisme, Kristen, Islam, Hinduisme, dan Buddhisme), belum menjadi sarjana. Tetapi itu tidak boleh menjadi alasan. Pokoknya, saya tidak berkutik terhadap “pukulan keras” itu. Saya hanya dapat berharap agar saya dapat lebih banyak lagi mempelajari dan memahami persoalan yang saya diskusikan dengan orang itu.

Tulisan yang Anda baca ini ingin mendiskusikan kembali persoalan tersebut. Maka pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan di sini adalah; Sejauh mana manusia dapat mengetahui Tuhan yang transenden dan absolut itu? Bagaimana pengetahuan manusia yang benar tentang Tuhan? Jika Tuhan tidak dapat dinamai, dibicarakan, dan diungkapkan, bagaimana mungkin manusia dapat mengetahui dan berhubungan dengan-Nya?

A. Tuhan yang Diciptakan
Ibn al-’Arabi (560-638/1165-1240), salah seorang Sufi terbesar, mengkritik orang yang memutlakkan, atau, jika boleh, “menuhankan”, kepercayaannya kepada Tuhan, yang menganggap kepercayaannya itu sebagai satu-satunya yang benar dan menyalahkan kepercayaan orang lain. Orang seperti itu memandang bahwa Tuhan yang dipercayainya itu adalah Tuhan yang sebenarnya, yang berbeda dengan Tuhan yang dipercayai oleh orang lain yang dianggapnya salah. Ibn al-’Arabi menyebut Tuhan yang dipercayai manusia “Tuhan kepercayaan” (ilah al-mu’taqad), “Tuhan yang dipercayai” (al-ilahal-mu’taqad), “Tuhan dalam kepercayaan” (al-ilah fi al-i’tiqad), “Tuhan kepercayaan” (al-haqq al-i’tiqadi), “Tuhan yang dalam kepercayaan” (al-haqq al-ladzi fi al-mu’taqad), dan “Tuhan yang diciptakan dalam kepercayaan” (al-haqq al-makhluq fi al-i’tiqad).

Kata i’tiqad data mu’taqad, yang dalam tulisan ini diterjemahkan dengan “kepercayaan”, berasal dari akar ‘-q-d, yang berarti merajut, membuhul, mengikat; mengikatkan dengan sebuah buhul; memasang, mengumpulkan, menggabungkan, mengunci; mengecilkan, menyempitkan, mengerutkan; mengarahkan, memusatkan; melengkungkan, melekukkan; bertemu, berkumpul; mengadakan pertemuan, mengadakan rapat, mengumpulkan; membuat perjanjian, mengikat kontrak. Kata i’tiqad sendiri, secara literal (harfiah) atau figuratif (majazi), berarti menjadi terikat atau tersusun dengan kuat. Maka i’tiqad, “kepercayaan”, adalah suatu “ikatan” yang diikat dengan kuat dalam kalbu atau pikiran, sebuah keyakinan bahwa sesuatu adalah benar. Bagi Ibn al-’Arabi, “kepercayaan” adalah sebuah (peng)ikatan (binding) dan (pem)batasan (delimitation) Wujud Yang Tak Terbatas, Wujud Absolut (al-wujud al-muthlaq), yang dilakukan oleh dan berlangsung dalam subyek manusiawi.

Kepercayaan seorang hamba kepada Tuhannya ditentukan dan diwarnai oleh kapasitas pengetahuan sang hamba. Kapasitas pengetahuan itu tergantung kepada “kesiapan partikular” (al-isti’dad al-juz’i) masing-masing individu hamba sebagai bentuk penampakan “kesiapan universal” (al-isti’dad al-kulli) atau “kesiapan azali” (al-isti’dad al-azali) yang telah ada sejak azali dalam “entitas-entitas permanen” (al-a’yan al-tsabitah), yang merupakan bentuk penampakan diri (tajalli) al-Haqq (yaitu Tuhan). Tuhan menampakkan diri-Nya kepada hamba-Nya sesuai dengan kesiapan sang hamba untuk mencapai pengetahuan tentang Tuhan yang akhirnya “diikat” atau “dibatasi” oleh dan dalam kepercayaannya sesuai dengan pengetahuan yang dicapainya. Dengan demikian, Tuhan yang diketahui oleh sang hamba adalah identik dengan Tuhan dalam kepercayaannya. Dapat pula dikatakan bahwa Tuhan yang diketahuinya adalah identik dengan kepercayaannya.

Tuhan memberikan kesiapan (al-isti’dad), sesuai dengan firman-Nya, “Dia memberi segala sesuatu ciptaannya” [Q. s.Thaha/20:50]. Maka Dia mengangkat hijab antara Dia dan hamba-Nya. Sang hamba melihat-Nya dalam bentuk kepercayaannya; jadi Tuhan adalah identik dengan kepercayaannya sendiri. Baik kalbu maupun mata tidak pernah melihat sesuatu kecuali bentuk kepercayaannya tentang Tuhan. Tuhan yang ada dalam kepercayaan itu adalah Tuhan yang bentuk-Nya diliputi oleh kalbu; itulah Tuhan yang menampakkan diri-Nya kepada kalbu sehingga Dia dikenal. Maka mata tidak melihat selain Tuhan kepercayaan.163 “Tuhan kepercayaan” adalah gambar atau bentuk Tuhan, atau pemikiran, konsep, ide, atau gagasan tentang Tuhan yang diciptakan oleh akal manusia atau taklidnya. Tuhan seperti itu bukanlah Tuhan sebagaimana Dia sebenarnya, Tuhan pada diri-Nya, Zat-Nya, tetapi adalah Tuhan yang diciptakan oleh manusia sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, penangkapan, dan persepsinya. Tuhan seperti itu adalah Tuhan yang “ditempatkan” oleh manusia dalam pemikiran, konsep, ide, atau gagasannya dan “diikat”-nya dalam dan dengan kepercayaannya.

“Bentuk”, “gambar”, atau “wajah” Tuhan seperti itu ditentukan atau diwarnai oleh pengetahuan, penangkapan, dan persepsi manusia yang mempunyai kepercayaan kepada-Nya. Apa yang diketahui diwarnai oleh apa yang mengetahui. Dengan mengutip perkataan al-Junayd, Ibn al-’Arabi berkata: “Warna air adalah warna bejana yang ditempatinya” (Lawn al ma’lawn ina’ihi). Itulah sebabnya mengapa Tuhan melalui sebuah hadits qudsi berkata: “Aku adalah dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku” (Ana ‘inda zhann ‘abdi bi).164 Tuhan disangka, bukan diketahui. Dengan kata lain, Tuhan hanya dalam sangkaan manusia, bukan dalam pengetahuannya. Tuhan tidak diketahui dan tidak dapat diketahui. Menarik untuk memperhatikan lanjutan firman Tuhan dalam hadits qudsi yang dikutip ini, yaitu: “Maka hendaklah ia [sang hamba] bersangka baik tentang Aku” (Fal-yazhunn bi khayran).

Tuhan menyuruh agar kita bersangka baik tentang Dia dalam setiap keadaan dan melarang kita bersangka buruk tentang Dia.165 Kita harus menjadikan sangkaan kita sebagai pengetahuan bahwa Tuhan adalah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Penolong, dan Maha Pengampun. Kita tidak bolehbersangka bahwa Tuhan adalah “pengawas yang selalu mencari kesalahan”, “petugas keamanan yang kasar dan galak”, atau “tuan besar yang bengis”. Sangkaan baik tentang Tuhan mendorong kita untuk mendekati dan mencintai-Nya agar kita mendapat rahmat-Nya. Nabi s.a.w. berkata: “Rahmat Tuhan mendahului (mengalahkan) murka-Nya”. Sangkaan buruk tentang Tuhan membuat kita jauh dari-Nya, menyalahkan-Nya, dan akhirnya berputus asa. Tuhan tidak menyenangi orang-orang yang berputus asa.

Kritik Ibn al-’Arabi terhadap orang yang memutlakkan Tuhan dalam kepercayaannya, Tuhan yang diciptakannya dalam kepercayaannya, mengikatkan kita kepada kritik Xenophanes (kira-kira 570-480 SM), seorang filsuf Yunani, terhadap antropomorfisme Tuhan, atau tuhan-tuhan. Kritik tokoh dari Kolophon, Asia Kecil, ini berbunyi sebagai berikut: Seandainya sapi, kuda, dan singa mempunyai tangan dan pandai menggambar seperti manusia, tentu kuda akan menggambarkan tuhan-tuhan menyerupai kuda, sapi akan menggambarkan tuhan-tuhan menyerupai sapi, dan dengan demikian mereka akan mengenakan rupa yang sama kepada tuhan-tuhan seperti terdapat pada mereka sendiri. Orang Etiopia mempunyai tuhan-tuhan hitam dan berhidung pesek, sedangkan orang Trasia mengatakan bahwa tuhan-tuhan mereka bermata biru dan berambut merah.166 Sebagaimana dikatakan di atas, “Tuhan kepercayaan” adalah Tuhan ciptaan manusia. Barangsiapa yang memuji ciptaannya memuji dirinya sendiri.

Ibn al-’Arabi berkata:
Tuhan kepercayaan adalah ciptaan bagi yang mempersepsinya. Dia adalah ciptaannya. Karena itu, pujiannya kepada apa yang dipercayainya adalah pujiannya kepada dirinya sendiri. Itulah sebabnya mengapa ia mencela kepercayaan orang lain. Jika ia menyadari [persoalan yang sebenarnya], tentu ia tidak akan berbuat demikian itu. Tidak diragukan bahwa pemilik obyek penyembahan khusus itu adalah bodoh tentang itu karena penolakannya terhadap apa yang dipercayai oleh orang lain tentang Allah. Jika ia mengetahui apa yang dikatakan oleh al-Junayd, “Warna air adalah warna bejana yang ditempatinya”, ia akan memperkenankan apa yang dipercayai setiap orang yang mempunyai kepercayaan dan mengakui Tuhan dalam setiap bentuk dan dalam setiap kepercayaan.167

Teori Ibn al-’Arabi tentang “Tuhan kepercayaan” didasarkan pula kepada sebuah hadits Nabi s.a.w. tentang penampakan diri Tuhan (tajalli al-haqq) pada hari kiamat.168 Nabi menceritakan bahwa pada hari kiamat, Tuhan akan menampakkan diri-Nya kepada umat manusia dalam berbagai bentuk, yang tiap-tiap bentuk akan ditolak oleh setiap orang yang tidak mengenalnya dan akan diterima oleh setiap orang yang mengenalnya. Akhirnya, semua orang atau kelompok akan menyadari bahwa sebenarnya Tuhan yang menampakkan diri-Nya dalam berbagai bentuk itu adalah satu dan sama; itu juga, tidak lain.

Pandangan Ibn al-’Arabi ini sesuai dengan larangan Nabi s.a.w. agar para sahabatnya tidak menyalahkan seorang awam yang pernah mengatakan kepada beliau di hadapan mereka bahwa Tuhan berada di langit, nun jauh di atas.Para sahabat mempersoalkan kepercayaan orang awam itu karena Tuhan berada di mana saja, tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan tidak berbentuk. Tetapi Nabi memandang bahwa “sangkaan” orang awam itu tentang Tuhan sudah memadai baginya. Nabi sendiri pernah berkata: “Kasihilah siapa yang di bumi, niscaya engkau akan dikasihi oleh siapa yang di langit” (Irham man fi al-ardi, yarham-ka man fi al-sama’). Yang dimaksud dengan “siapayang di langit” dalam hadits ini adalah Tuhan. Tuhan berada di langit. Dengan alasan ini, dapat dikatakan bahwa Tuhan dalam kepercayaan Islam adalah “Tuhan Langit” (“the Sky God”), “Tuhan Surgawi”[karena surga berada di langit] (“the Heavenly God”), atau “Wujud Tertinggi Samawi” (“the Celestial Supreme Being”). Langit adalah simbol ketinggian, keagungan, keindahan, dan keabadian. Karena itu, langit dijadikan simbol Tuhan. Simbol bukan menunjukkan dirinya sendiri, tetapi menunjukkan sesuatu yang lain di luar dirinya. Simbol Tuhan bukanlah Tuhan, tetapi menunjukkan Tuhan.

Tuhan dalam kepercayaan Islam adalah seorang “laki-laki”, atau, lebih tepatnya, disimbolkan dengan seorang “laki-laki”. Tuhan dalam kepercayaan Islam, seperti Tuhan dalam kepercayaan-kepercayaan Yahudi dan Kristen, adalah Huwa (“He”), bukan Hiya (“She”). Tuhan dalam kepercayaan Islam selalu dipahami dengan kata-kata maskulin. (Pandangan yang menekankan aspek maskulin Tuhan atau memahami Tuhan sebagai “Tuhan Laki-Laki” seperti ini ditentang oleh teologi feminis radikal yang menekankan aspek feminin Tuhan atau memandang Tuhan sebagai “Tuhan Perempuan”). Dengan demikian, Tuhan dalam kepercayaan Islam, sebagaimana dalam kepercayaan-kepercayaan Yahudi dan Kristen, adalah seorang “person,” seorang “pribadi”. Itulah sebabnya mengapa dikatakan bahwa Tuhan agama-agama monoteistik atau teistik, termasuk Islam, adalah “personal”, “berpribadi”. Tuhan dalam arti ini bukan “impersonal”, bukan “tak-berpribadi”, dan, karena itu, Dia bukan “Itu” (“It”). Pengaruh kebudayaan terhadap bentuk atau tipe kepercayaan kepada Tuhan, terhadap “Tuhan kepercayaan”, dibuktikan oleh sejarah agama agama.

Tuhan dalam kepercayaan orang-orang yang berkebudayaan patriarkal pastoral, yang berkebudayaan perayahan yang hidup dengan menggembala, berbeda dengan Tuhan dalam kepercayaan orang-orang yang berkebudayaan matriarkal agrikultural, yang berkebudayaan peribuan yang hidup dengan bertani. Bapa Samawi atau Bapa Surgawi adalah Tuhan tipikal orang-orang nomad yang hidup dari hasil kawanan ternak mereka; kawanan ternak itu hidup di padang rumput, dan pada gilirannya padang rumput tergantung kepada hujan dari langit. Ibu Bumi atau Ibu Pertiwi adalah Tuhan tipikal para petani yang hidup dari hasil tanah atau bumi.169 Dalam kebudayaan patriarkal pastoral, biasanya bapa dan langit dijadikan sebagai simbol Tuhan. Dalam kebudayaan matriarkal agrikultural, ibu dan bumi sering dijadikan sebagai simbol Tuhan. Agama-agama Semitik lebih cenderung kepada kebudayaan tipe pertama. Bukankah agama-agama Semitik, karena diturunkan dari langit, sering disebut “agama-agama samawi”,”agama-agama langit?” Dalam ketiga agama ini, karena “Tuhan berada di langit”, maka ungkapan-ungkapan simbolis, seperti “turun dari langit”, “naik ke langit”, dan “berada di langit”, lazim digunakan untuk melukiskan peristiwa-peristiwa sakral dan pengalaman-pengalaman spritual.

Sekali lagi, semua deskripsi dan ungkapan ini adalah simbol (yang menunjukkan) Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri. Di mata kaum monoteis, kekeliruan kaum politeis terletak pada penuhanan mereka akan simbol-simbol seperti langit, matahari, bulan, dan bumi. Kaum politeis tidak lagi sepenuhnya bertuhan kepada Tuhan, tetapi telah bertuhan kepada simbol-simbol. Di mata Ibn al-’Arabi, orang yang menyalahkan atau mencela kepercayaan-kepercayaan lain tentang Tuhan adalah orang yang bodoh karena Tuhan dalam kepercayaannya sendiri, sebagaimana dalam kepercayaan-kepercayaan yang disalahkannya itu, bukanlah Tuhan sebagaimana Dia sebenarnya, karena Tuhan sebagaimana Dia sebenarnya tidak dapat diketahui. Orang seperti itu mengakui hanya Tuhan dalam bentuk kepercayaannya atau kepercayaan kelompoknya sendiri dan mengingkari Tuhan dalam bentuk-bentuk berbagai kepercayaan lain. Padahal Tuhan yang menampakkan diri-Nya dalam semua bentuk kepercayaan-kepercayaan yang berbeda itu adalah satu dan sama. Kritik Ibn al-’Arabi ini, jika harus konsisten, tertuju kepada setiap orang yang mencela kepercayaan-kepercayaan lain yang berbeda dengan kepercayaannya tentang Tuhan, baik dalam lingkungan orang-orang yang seagama dengannya maupun dalam lingkungan orang-orang yang berbeda agama.

Ibn al-’Arabi memperingatkan kita sebagai berikut:
Maka berhati-hatilah agar anda tidak mengikatkan diri kepada ikatan (‘aqd) [yaitu kepercayaan, doktrin, dogma, atau ajaran] tertentu dan mengingkari ikatan lain yang mana pun, karena dengan demikian itu anda akan kehilangan kebaikan yang banyak; sebenarnya anda akan kehilangan pengetahuan yang benar tentang apa itu yang sebenarnya. Karena itu, hendaklah anda menerima sepenuhnya semua bentuk kepercayaan-kepercayaan,karena Allah Ta’ala terlalu luas dan terlalu besar untuk dibatasi dalam satu ikatan tanpa ikatan lain, Dia berkata: “Kemana pun kamu berpaling, di situ ada wajah Allah”, [Q 2:115] tanpa menyebutkan arah tertentu mana pun.170

Pengetahuan yang benar tentang Tuhan, menurut Sufi dari Andalusia ini, adalah pengetahuan yang tidak terikat oleh bentuk kepercayaan atau agama tertentu. Inilah pengetahuan yang dimiliki oleh “para gnostik” (al-‘arifun). Karena itu, “para gnostik”, yaitu para Sufi, tidak pernah menolak Tuhan dalam kepercayaan, sekte, aliran, atau agama apa pun. Ini berarti bahwa Tuhan, bagi mereka, dalam semua kepercayaan, sekte, aliran, atau agama, adalah satu dan sama. Kata Ibn al-’Arabi, “Barangsiapa yang membebaskan-Nya [yaitu Tuhan] dari pembatasan tidak akan mengingkari-Nya dan mengakui-Nya dalam setiap bentuk tempat Dia mengubah diri-Nya.”171

B. Tuhan Yang Sebenarnya
Tuhan sebagaimana Dia sebenarnya, Tuhan pada diri-Nya, Zat Tuhan, tidak diketahui dan tidak dapat diketahui oleh akal manusia. Tuhan dalam arti ini oleh Ibn al-’Arabi disebut “Tuhan Yang Sebenarnya”, “the Real God” (al-ilah al-haqq) “Tuhan Yang Absolut”, “the Absolute God” (al-ilah al-muthlaq); dan “Tuhan Yang Tidak Diketahui”, “the Unknown God” (al-ilah al-majhul). Tuhan dalam arti ini adalah munazzah (tidak dapat dibandingkan [dengan alam], sama sekali berbeda dengan alam, transenden terhadap alam. “Tidak sesuatu pun serupa dengan-Nya” (Q., s. al-Syura/42:11). “Penglihatan tidak dapat mempersepsi-Nya, tetapi Dia mempersepsi semua penglihatan” (Q., s. al-An’am/6: 103). Itulah Tuhan yang tidak bisa dipahami dan dihampiri secara absolut, yang sering disebut Dzat Tuhan. Itulah Yang Absolut dalam keabsolutan-Nya yang terlepas dari semua sifat dan relasi yang dapat dipahami manusia. Dia adalah “yang paling tidak tentu dari semua yang tidak tentu”, “yang palingtidak diketahui dari semua yang tidak diketahui” (ankar al-nakirat). Dia adalah selama-lamanya suatu misteri, yang oleh Ibn al-’Arabi disebut “Misteri Yang Absolut” (al-ghayb al-muthlaq) atau “Misteri Yang Paling Suci” (al-ghayb al-aqdas). Dilihat dari sudut penampakan diri (tajalli) Tuhan, dikatakan bahwa Yang Absolut dalam keabsolutan-Nya adalah pada tingkat “keesaan” (ahadiyah).

Karena Tuhan, yaitu Dzat Tuhan, tidak dapat diketahui oleh siapa pun, maka Nabi s.a.w. melarang orang-orang beriman untuk memikirkan Tuhan. Beliau bersabda: “Berpikirlah, tentang ciptaan Allah, tetapi jangan berpikir tentang Dzat Allah.” Hadits ini cukup terkenal di kalangan orang-orang yang mempelajari ilmu tawhid. Larangan ini diperkuat oleh Ibn al-’Arabi dengan firman Tuhan yang berbunyi: “Allah memperingatkan kamu tentang diri-Nya” (Q., s. Alu ‘Imran/3:28). Ibn al-’Arabi menegaskan sebagai berikut: Berpikir (fikr) tidak mempunyai hukum dan daerah kekuasaan dalam [mengetahui, atau memahami] Zat al-Haqq, baik secara rasional maupun menurut Syara’. Syara’ telah melarang berpikir tentang Zat Allah. Inilah yang disinggung oleh firman-Nya, “Allah memperingatkan kamu tentang diri-Nya,” [Q., s. Alu 'Imran/3: 28] yaitu “Jangan kamu berpikir tentang-Nya [Zat-Nya)!" Larangan ini ditetapkan karena tidak ada hubungan antara Zat al-Haqq dan zat al-khalq.172 Dari segi diri-Nya, Zat Tuhan tidak mempunyai nama, karena Dzat itu bukanlah lokus efek dan bukan pula diketahui oleh siapa pun. Tidak ada nama yang menunjukkannya yang terlepas dari hubungan dan bukan pula dengan pengukuhan. Nama-nama berfungsi untuk pemberitahuan dan pembedaan, tetapi pintu [untuk mengetahui Zat Tuhan] dilarang bagi siapa pun selain Allah, karena tidak ada yang mengetahui Allah kecuali Allah.173

Ibn al-’Arabi mengecam orang-orang yang melanggar larangan berpikir tentang Zat Tuhan dan menuduh mereka telah menambah kesalahan dengan al-khawdl (melakukan upaya spekulasi besar-besaran dan serampangan). Ia memandang bahwa upaya mereka itu adalah sia-sia.

Pandangan bahwa Tuhan tidak dapat diketahui ditemukan pula dalam Bibel. Salah satu bagian Kitab Suci ini mengatakan bahwa Tuhan, meskipun hadir dalam alam dan manusia, adalah misteri yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Ketika Nabi Musa berada di Gunung Sinai, ia melihat dan menyaksikan dalam semak-semak yang menyala (tetapi tidak dimakan api) Kehadiran Tuhan yang memerintahkannya untuk menghadapi Fir’awn dan membebaskan bangsa Israel dari raja yang zalim itu. Lalu, Musa bertanya kepada Tuhan tentang nama-Nya untuk mengetahui siapa diri-Nya, Tuhan menjawab:
“Ehyeh asyer Ehyeh” (Keluaran 3:14). Terjemahan yang biasa dari ungkapan Ehyeh asyer Ehyeh adalah “Aku adalah Aku” (“I am that I am”) atau “Aku akan jadi Aku” (“I will be that I will be”). Leo Schaya, seorang sarjana terkemuka tentang Kabbalisme (mistisisme Yahudi), menafsirkan bahwa Kehadiran Zat yang esa itu menyatakan diri-Nya kepada Musa sebagai Ehyeh, “Wujud (‘Being’) yang esa dan universal,” sebagai “Wujud yang adalah Wujud” (“Being that is Being’ (Ehyeh asyer Ehyeh), di luar dan di dalam seluruh eksistensi. Tetapi Ia juga menyatakan kepadanya [yaitu Musa] bahwa Ia bukan hanya Zat dan Prinsip eksistensi, tetapi secara serentak tetap dalam keadaan pada diri-Nya, dalam Supra-Wujud atau Bukan-Wujud Nya –yang dalam Kabbalah disebut Ain, “Ketiadaan” ilahi (the divine “Nothingness”).174

Kaum Kabbalis, dalam keinginan besar mereka untuk menekankan ketakterpahaman (incomprehensibilty) Tuhan pergi begitu jauh sehingga mereka berbicara tentang Tuhan sebagai ‘Ayn –”Dia Yang Bukanlah”, “Dia Yang adalah Bukan” (“He Who is Not”)– yaitu untuk mengatakan bahwa sesungguhnya orang tidak dapat mengatakan bahwa Tuhan ada [dan tentu pula sebaliknya tidak dapat mengatakan bahwa Tuhan tidak ada], karena mengatakan demikian adalah juga suatu deskripsi tentang yang tidak dapat dideskripsikan.175

Jawaban Tuhan tersebut, Ehyeh asyer Ehyeh, menunjukkan bahwa diri-Nya tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Karena itu, Musa diperingatkan oleh Tuhan agar tidak bertanya tentang diri-Nya, Dzat-Nya.

Yang diketahui oleh manusia adalah perbuatan-perbuatan atau karya-karya Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri. Ini berarti bahwa Tuhan hanya bisa diketahui melalui perbuatan-perbuatan-Nya, tidak pernah diketahui sebagai Dia pada diri-Nya. Ketika Musa memohon kepada Tuhan agar memperlihatkan kemuliaanNya, Dia berfirman: “Engkau tidak akan bisa memandang wajah-Ku, karena tidak ada orang yang bisa memandang wajah-Ku dan bisa hidup.” Tuhan berfirman: “Ada suatu tempat dekat-Ku, tempat engkau dapat berdiri di atas batu. Apabila kemuliaanKu lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk batu itu dan Aku akan menutupi engkau dengan tangan-Ku sehingga Aku lewat. Lalu, Aku akan menarik tangan-Ku, dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan terlihat” (Keluaran 33:20-23). Dalam Perjanjian Baru, tradisi mistis ini, meskipun tidak begitu tegas, mempunyai akar yang dapat tumbuh dengan subur dan kuat. St. Yohanes mengatakan: “Tidak seorang pun melihat Tuhan kapan saja” (Yohanes 1:18). Surat Paulus kepada Timotius membicarakan Tuhan “yang bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri. Tidak seorang pun pernah melihat-Nya; dan memang tidak seorang pun bisa pernah melihat-Nya” (1 Timotius 6:16). Ungkapan Paulus kepada Timotius ini, yang ditemukan menjelang akhir periode Perjanjian Baru dan menunjukkan pengaruh pemikiran Yunani, seperti dikatakan Bede Griffiths,menyatakan transendensi absolut Ketuhanan (Godhead). Ini telah dikembangkan oleh para bapa Yunani dalam konteks konsep tentang ketakterpahaman (incomprhensibility) Tuhan.176

Pandangan yang menekankan penegasian pengetahuan tentang Tuhan dikenal dalam, bahkan sangat akrab dengan, tradisi-tradisi keagamaan Timur, seperti Hinduisme dan Taoisme. Upanisad, Kitab Suci Hindu, mengatakan: Dia yang tidak terlihat oleh mata, yang tidak terucapkan oleh lidah, dan yang tidak tertangkap oleh pikiran. Dia yang tidak kita ketahui, juga yang tidak mampu kita ajari. Berbedalah Dia dengan yang diketahui, dan berbedalah Dia dengan yang tidak diketahui. Demikian kita ketahui dari sang bijak. Yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata tetapi dengan-Nya lidah berbicara ketahuilah itu adalah Brahman. Brahman bukanlah wujud yang disembah manusia. Yang tidak dipahami oleh pikiran tetapi dengan-Nya pikiran memahami –ketahuilah itu adalah Brahman. Brahman bukanlah wujud yang disembah manusia. Yang tidak dilihat oleh mata tetapi dengan-Nya mata melihat –ketahuilah itu adalah Brahman. Brahman bukanlah wujud yang disembah manusia. Yang tidak didengar oleh telinga tetapi dengan-Nya telinga mendengar –ketahuilah itu adalah Brahman. Brahman bukanlah wujud yang disembah manusia. Yang tidak ditarik oleh nafas tetapi dengan-Nya nafas ditarik –ketahuilah itu adalah Brahman. Brahman bukanlah wujud yang disembah manusia. Jika engkau mengira bahwa engkau mengetahui dengan baik kebenaran Brahman, ketahuilah bahwa engkau mengetahui [hanya] sedikit. Apa yang anda kira sebagai Brahman pada diri anda, atau apa yang anda kira sebagai Brahman dalam tuhan-tuhan [atau dewa-dewa] –itu bukanlah Brahman” (Kena Upanisad). Karena Brahman tidak dapat diungkapkan oleh apa pun dan selalu di luar kata-kata dan di luar pemikiran, maka Brihadaranyaka Upanisad mengatakan bahwa Brahman mustahil dibicarakan. Brahman adalah “bukan ini, bukan ini”, “bukan ini, bukan itu” (“neti, neti”). Brahman tidak dapat dikatakan bagaimana, tidak bersifat (“nirguna”). Karena itu,Brahman pada tingkat ini disebut “nirguna Brahman”. Pada tingkat ini Dia adalah Yang Absolut dalam keabsolutan-Nya.

Prolog Tao Te Ching, Kitab Suci Taois, yang biasanya dianggap ditulis oleh Lao-Tze, dibuka dengan kata-kata: “Tao yang dapat dibicarakan bukanlah Tao yang sebenarnya atau kekal. Nama-nama yang dapat disebutkan bukanlah nama yang sebenarnya atau kekal” (Tao Te Ching 1:1). Chuang-Tze, penulis Cina abad keempat SM, dengan nada yang sama mengatakan: Tao Yang Agung tidak dinamai/dinamakan; Diskriminasi-diskriminasi Yang Agung tidak dibicarakan; Kemurahan Hati Yang Agung bukanlah murah hati; Kerendahan Hati Yang Agung bukanlah rendah hati; Keberanian Yang Agung bukanlah menyerang; Jika Tao dijelaskan, itu bukanlah Tao.(Chuang-Tze, Bab 2)

Kutipan-kutipan ini menunjukkan bahwa Tao tidak dapat diungkapkan dan dijelaskan dengan kata-kata; Ia adalah di luar bahasa. Itulah Tao yang sebenarnya, yang merupakan Yang Absolut dalam keabsolutan-Nya. Yang Absolut itu oleh Laot-Tze disebut “Misteri di belakang segala misteri” (“hsuan chih yu hsuan”) dan oleh Chuang-Tze disebut “Tiada-Tiada-Tiada-Apa-apa”, “No-No-Nothing”, atau “Bukan-Bukan-Bukan-Wujud”, “Non-Non-Non-Being” (“wu-wu-wu”). “Tiada-Tiada-Tiada-Apa-apa” adalah Tao atau “Tiada-Apa-apa metafisis yang bukan suatu ‘tiada-apa-apa’ yang sederhana, tetapi suatu TiadaApa-apa yang berada di seberang ‘wujud’ dan ‘bukan-wujud’ sebagaimana biasanya dipahami”.177 Yang Absolut dalam kebsolutan-Nya seperti ini dalam Sufisme Ibn al-’Arabi disebut “Misteri Yang Absolut” dan “Misteri Yang Paling Suci”, dalam mistisisme Kristen disebut “Ketuhanan”, dan dalam tradisi Hindu disebut “nirguna Brahman”.

C. Teologi Apofatik
Dalam konteks ini, salah satu persoalan teologis-mistis yang selalu menggoda untuk dijawab adalah cara mendekati dan mencintai Tuhan. Bagaimana mungkin kita dapat mendekati dan mencintai Tuhan yang tidak diketahui? Bagaimana mungkin Tuhan yang sama sekali berbeda dengan alam dan manusia dapat hadir dalam alam dan manusia? Bagimana mungkin Tuhan yang transenden terhadap alam dan manusia adalah immanen dalam alam dan manusia?

Menurut Thomas Merton (1915-1968), seorang teolog dan mistikus Katolik Roma berkebangsaan Amerika, para teolog mistis menghadapi persoalan ini sebagai persoalan “mengatakan apa yang sesungguhnya tidak dapat dikatakan” (“saying what cannot really be said”).178 Persoalan ini dapat pula dideskripsikan dengan ungkapan-ungkapan paradoksikal lain, seperti membicarakan yang tidak dapat dibicarakan” (“speaking of the unspeakable”),179 “mengetahui Tuhan Yang Tidak Dapat Diketahui” (“knowing the Unknowable God”),180 “menamai yang tidak dapat dinamai,” “menamakan apa yang tidak dapat dinamakan” (“naming the unnamable”),181 “mengungkapkan yang tidak dapat diungkapkan” (“expressing the inexpressible”),182 “memikirkan yang tidak dapat dipikirkan” (“thinking of the unthinkable”), “memahami yang tidak dapat dipahami” (“comprehending the incomprehensible”), “membayangkan yang tidak dapat dibayangkan” (“conceiving the unconceivable”), dan “melukiskan yang tidak dapat dilukiskan” (“describing the indescribable”).

Salah satu cara terbaik untuk memecahkan persoalan ini adalah dengan suatu teologi yang disebut “teologi apofatik” (“apophatic theology”), teologi “tidak mengetahui” (the theology of “unknowing”), yang melukiskan pengalaman transenden tentang Tuhan dalam cinta sebagai suatu “mengetahui dengan tidak mengetahui” (“knowing by unknowing”) dan suatu “melihat yang bukan melihat” (“seeing that is not seeing”).183

Seorang mistikus dan penulis spiritual Inggris abad keempatbelas, penulis anonim The Cloud of Unknowing, adalah salah satu contoh terbaik wakil teologi apofatik karena kecenderungan teologinya itu menekankan bahwa Tuhan paling baik diketahui dengan penegasian: “kita dapat mengetahui lebih banyak tentang apa yang bukan Tuhan ketimbang tentang apa yang adalah Dia” (“we can know much more about what God is not than about what He is”).184 Penulis The Cloud of Unknowing itu dengan konstan menggunakan tema paradoksikal “mengetahui” dan “tidak mengetahui.”Menjelang bagian akhir karyanya itu, ia menegaskan intisari pandangan apofatiknya dengan mengutip kata-kata Dionysius orang Areopagus (St.Denis), “Dan karena itu St. Denis berkata, ‘Mengetahui yang paling saleh[paling tinggi] akan Tuhan adalah [mengetahui] yang dikenal dengan tidak mengetahui’” (“And therefore St. Denis said ‘The most godly knowing of God is that which is known by unknowing’”).185

William Johnston, seorang Yesuit, memberikan sebuah komentar yang menarik tentang tema paradoksikal ini. Ia berkata: “Kita mengetahui Tuhan, namun tidak mengetahui-Nya; kita mengetahui-Nya dengan tidak mengetahui; kita mengetahui-Nya dalam kegelapan; kita mengetahui-Nya dengan cinta”.186 Bagi penulis The Cloud of the Unknowing, Tuhan dapat dicintai, tetapi tidak dapat dipikirkan. Meskipun jiwa manusia tidak dapat menembus misteri Tuhan dengan pemahaman rasional, ia dapat bersatu dengan-Nya dengan cinta. “Karena mengapa, Dia [yaitu Tuhan] dapat dicintai dengan baik, tetapi tidak dapat dipikirkan. Dengan cinta Dia dapat dicapai dan dipegang, tetapi dengan pikiran tidak”.187 Menurut mistikus Inggris anonim ini, jika sang hamba mengosongkan pikirannya dari segala sesuatu dan segala gambaran, akan tumbuh dalam kalbunya “getaran buta dari cinta” (“the blind stirring of love”) yang menembus “awan tidak mengetahui”, “awan ketidaktahuan” (“The Cloud of Unknowing”), yang membawa sang hamba kepada suatu pengetahuan yang suprakonsepsual dan gelap; itulah kebijakan tertinggi.

Penulis The Cloud of Unknowing sangat dipengaruhi oleh Diosynisius orang Areopagus, yang menurut penelitian belakangan adalah seorang rahib Siria yang hidup pada ujung abad kelima dan permulaan abad keenam Masehi. Dionysius memandang bahwa pengetahuan rasional tentang Tuhan, baik dengan cara afirmatif maupun dengan cara negatif (meskipun yang terakhir ini ditekankannya karena ia menegaskan transendensi Tuhan), tidak memadai. Ia memilih pengetahuan mistis, yang menurut pandangannya lebih tinggi dari pengetahuan rasional yang diperoleh melalui spekulasi teologis dan filosofis dengan menggunakan akal. Pengetahuan mistis adalah pengetahuan yang diperoleh sebagai anugerah dari Tuhan. Pengetahuan mistis seperti ini tidak ditemukan dalam buku-buku, tidak juga diperoleh dengan usaha manusia, karena ia adalah suatu pemberian ilahi. Bagaimana pun, manusia dapat mempersiapkan diri menerimanya dengan doa dan penyucian.

Karena indera dan intelek manusia tidak mampu mencapai Tuhan, indera dan intelek harus “dikosongkan” dari semua makhluk dan disucikan supaya Tuhan dapat menuangkan cahaya-Nya ke dalam indera dan intelek itu. Dalam arti ini, indera dan intelek berada dalam kegelapan sempurna dalam hubungan dengan segala ciptaan tetapi pada saat yang sama dipenuhi dengan cahaya dari Tuhan. Karena itu, dapat dikatakan bahwa “Kegelapan Ilahi” (the “Divine Darkness’) adalah cahaya yang tidak dapat dihampiri yang dikatakan di dalamnya Tuhan bersemayam”. Ketika semua daya dikosongkan dari semua pengetahuan manusiawi, maka berkuasalah dalam jiwa suatu “keheningan mistik” (“mystic silence”) yang membawanya kepada klimaks, yaitu kesatuan dengan Tuhan dan visi tentang Dia sebagai Dia pada diri-Nya”.188 Pengetahuan seperti ini adalah pengetahuan ilahi tentang Tuhan yang berlangsung dengan “tidak mengetahui” (“unknowing”) atau “ketidaktahuan” (“ignorance”), yang berarti bahwa sang hamba harus mencampakkan pengetahuan konsepsual manusiawi untuk menerima pengetahuan anugerah ilahi.

Bagi Dionysius, satu-satunya jalan mengetahui Tuhan adalah dengan “tidak mengetahui”, dengan menyeberang di luar konsep, di luar pikiran rasional dan dengan menerima suatu sinar “kegelapan ilahi”. Mistikus ini menyerukan agar sang pencari Tuhan melepaskan diri dari persepsi, imaginasi, dugaan, nama, pembahasan, pemahaman, pemikiran, dan segala sesuatu yang membelenggu dan menjauhkannya dari jalan menuju Tuhan, agar sang pencari memasuki “kegelapan ilahi” yang melebihi segala sesuatu dan “mengetahui dengan tidak mengetahui”.

Teologi apofatik Dionysius ini menjadi dasar mistisisme apofatik Kristen di kemudian hari. Pengaruh mistikus ini dapat ditemukan, misalnya, pada Maximus Sang “Confessor”, Yohanes Scotus Erigena, Thomas Aquinas, Bonaventura, Dante, dan Penulis The Cloud of Unknowing.

Bagaimana tradisi mistis Yahudi memecahkan persoalan teologis yang rumit ini? Kaum Kabbalis, seperti dikemukan di atas, memandang bahwa Tuhan adalah rahasia yang tidak dapat dipahami oleh manusia. Namun, roh manusia, atau wujud rohani manusia, mampu membenamkan dirinya dalam jurang yang dalam sekali tanpa alas dari “Ketiadaan” ilahi. Ketika Musa melihat Kehadiran Tuhan di Gunung Sinai, ia mencapai pengalaman rohani seperti itu; “ketika ia naik selangkah demi selangkah sehingga masuk ke dalam kegelapan awan Tuhan”.189 Ketika itu Musa menutup matanya kepada semua pengetahuan positif, menyingkirkan semua pikiran dan penglihatan, karena ia sepenuhnya milik Dia yang tidak terjangkau oleh pikiran dan penglihatan, sehingga ia bersatu dengan Dia yang tidak dapat ditangkap oleh pengetahuan. Itulah yang oleh kaum Kabbalis disebut bittul ha-yesy,”kemusnahan eksistensi” dalam Ain, “Ketiadaan” ilahi, yang berarti kemusnahan pikiran manusiawi dan “kontemplasi tentang Ketiadaan”190 Pengalaman spiritual seperti itu tidak dapat diperoleh melalui pikiran, tetapi diperoleh melalui pertolongan Tuhan. Agar pertolongan itu diperoleh, seseorang harus memusnahkan pikiran dan pada saat yang sama harus melakukan kontemplasi tentang Ketiadaan.

Bahasa apofatisme yang jauh lebih tua dapat ditemukan dalam Upanisad. Suatu bagian Kitab Suci ini berbunyi: “Orang yang dengan benar mengetahui Brahman adalah orang yang mengetahui-Nya sebagai di luar pengetahuan; orang yang mengira bahwa ia mengetahui[-Nya], tidak mengetahui. Orang bodoh mengira bahwa Brahman diketahui, tetapi orang bijak mengetahui-Nya di seberang pengetahuan” (Kena). Ini berarti bahwa pengetahuan yang benar tentang Tuhan adalah pengetahuan negatif: “mengetahui Tuhan dengan tidak mengetahui-Nya.”

Menurut Ibn al-’Arabi, pengetahuan tentang Tuhan sebagaimana Dia sebenarnya, Tuhan pada diri-Nya, Zat Tuhan, harus diperoleh dengan “peniadaan pengetahuan”. Ini berarti bahwa mengetahui Tuhan dengan tidak mengetahui-Nya; pengetahuan positif tentang Tuhan adalah mustahil. Ia berkata: “Orang yang tidak mempunyai pengetahuan membayangkan bahwa ia mengetahui Tuhan, itu tidak betul”, karena “pengetahuan kita tentang Tuhan adalah mustahil”. “Orang yang mengetahui Tuhan tidak melampaui batas tingkatnya sendiri. Ia mengetahui apa yang ia ketahui bahwa ia adalah salah seorang di antara orang-orang yang tidak mengetahui”.191

Dengan berkali-kali mengutip perkataan Abu Bakr r.a., Ibn al-’Arabi berkata: “Ketidakmampuan mencapai persepsi adalah persepsi” ["Ketidakmampuan mencapai pengetahuan adalah pengetahuan"] (Al-’ajz ‘an dark al-idrak idrak).192 Ungkapan ini melukiskan tingkat tertinggi pengetahuan manusia tentang Tuhan dan segala sesuatu yang gaib yang tidak dapat diketahuinya. Orang yang mengetahui bahwa ia tidak dapat mengetahui Tuhan adalah orang yang secara benar mengetahui-Nya; itulah orang yang bijak. Orang yang menganggap bahwa ia mengetahui Tuhan adalah orang yang tidak mengetahui-Nya; itulah orang yang bodoh. Bukankah Tuhan telah berfirman: “Penglihatan tidak dapat mempersepsi-Nya [yaitu Tuhan],tetapi Dia mempersepsi semua penglihatan” (Q., s: al-An’am/6:103)?

D. Catatan Akhir
Teologi apofatik menegaskan kemustahilan pengetahuan manusia tentang Tuhan sebagaimana Dia pada diri-Nya, Tuhan yang sebenarnya. Pengetahuan yang benar dan tertinggi tentang Tuhan adalah pengetahuan dengan “tidak mengetahui” atau “ketidaktahuan” karena Tuhan di luar jangkauan pengetahuan manusia dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata dan bahasa manusia. Pengetahuan seperti ini tidak dapat diperoleh dengan -pikiran, tetapi adalah pemberian Tuhan kepada hamba-Nya yang telah mempersiapkan diri untuk menerimanya dengan doa dan penyucian. Seperti disebut di atas, penulis The Cloud of Unknowing mengatakan bahwa Tuhan dapat dicintai, tetapi tidak dapat dipikirkan. Dengan cinta Tuhan dapat dihampiri dan dipegang, tetapi dengan pikiran tidak. Tuhan bukan untuk dipikirkan dengan akal, tetapi untuk dicintai dan “dirasakan” dengan Kalbu (qalb).

Semua orang yang percaya kepada Tuhan tentu saja ingin mencintai Tuhan. Cinta seorang hamba kepada Tuhan pasti dibalas. Tuhan mencintai hamba yang mencintai-Nya. Jika sang hamba mencintai Tuhan, ia harus mengikuti Tuhan dan panutan yang diutus-Nya. Tuhan berfirman: “Katakanlah: ‘Jikak-amu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, nicaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (Q. s. Alu ‘Imran/3:31). “Aku menunjukkan cinta-Ku kepada beribu-ribu generasi, yaitu orang-orang yang mencintai-Ku dan mematuhi hukum-hukum-Ku.” (Keluaran 20:6). Yesus menyerukan: “Jika kamu menurutiperintah-perintahku, kamu akan tetap dalam cintaku, seperti aku menuruti perintah-perintah Bapaku dan tetap dalam cinta-Nya” (Yohanes 15:10).

Cinta vertikal antara sang hamba dan Tuhannya tidak akan terwujud jika tidak disertai dengan cinta horisontal antara sang hamba dan sesamanya. Seperti disebutkan di atas, Nabi berkata: “Kasihilah siapa yang di bumi,niscaya engkau akan dikasihi oleh siapa yang di langit”. Pada kesempatan lain beliau berkata: “Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri”. Yesus membenarkan perkataan seorang ahli Taurat: “Cintailah tetanggamu seperti mencintai dirimu sendiri.” (Lukas 10: 27).

Teologi apofatik, atau mistisisme apofatik, adalah suatu cara berpikir atau aktivitas mental yang digunakan oleh banyak mistikus atau Sufi untuk menempuh perjalanan menuju Tuhan dan sekaligus untuk menyuarakan protes keras terhadap kelancangan dan keangkuhan para teolog dan para filsuf yang menganggap bahwa mereka mempunyai konsep, ide, atau gagasan tentang Tuhan sebagaimana Dia pada diri-Nya. Teologi apofatik adalah peringatan bagi orang yang mereduksi Tuhan menjadi sesuatu yang rasional belaka. Teologi apofatik menunjukkan bahwa orang yang memandang bahwa dengan nalarnya ia mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Tuhan adalah orang yang membatasi Tuhan dalam bentuk khusus menurut pengertian yang ditentukan oleh akalnya. Padahal Tuhan tidak dapat dibatasi. Bentuk Tuhan yang ditangkapnya adalah bentuk yang dicocokkan dengan “kotak” akalnya. Ia menolak bentuk Tuhan yang tidak cocok dengan bentuk dan ukuran “kotak” akalnya. Ia menyalahkan orang lain yang mempercayai Tuhan dalam bentuk lain. Ia tidak menerima apa pun sebagai kebenaran jika bertentangan dengan akalnya. Ia telah mempertuhankan akalnya. Orang seperti ini, kata Ibn al-’Arabi, adalah “hamba nalar” (‘abd nazhar), bukan “hamba Rabb” (‘abd rabb).

Wallahu a'lam....

oleh Kautsar Azhari Noer
Ketua Jurusan Perbandingan Agama, IAIN Jakarta,Pemimpin Redaksi Jurnal Pemikiran Islam Paramadina

Selasa, 04 September 2012

Kumpulan Kata IchiroDekiill



Buat Sahabat IchiroDekiill yang belum sempat baca statuz-staatuz yg saya tulis di Fanspage ...

Akan saya tuliskn kembali beberapa statuz yg PERNAH ADA DI Facebook IchiroDekiill.....

"Tidak ada orang yang akan KESEPIAN jika dia adalah SAHABAT TERBAIKx contohx ORANG GILA meski tdk ada orang d'sekitarx dia tetap TERTAWA BAHAGIA"

Cari lah Pacar yg Akn bilang KUDA dan KUPU2 (KUDApatkan hatimu dan KUPUnya pacar kaya kamu)

Jangan Cari Cwo yg berdiri menunggu km d'tengah hujan krn beli payung z dia ga mampu apa ge jajanin km

Ketika kmu menjalin
sebuah hubungan,
usahakan jangan sampai
putus ditengah jalan. Di
pinggir jalan kykx lebih
aman

Jika Cw km menyukai banget kejutan. Datengin rumahnya sekarang. Lemparin petasan, trus kabur ˚ '̾̾)̾\(̾˘̶̀̾▾˘̶́̾ ̾̾ #TengahMalam

Waktu SD mainnya PS1. SMP
mainnya PS2. SMA
mainnya PS3. Udah kerja jangan sampai
mainnya PS___ ? #isisendiri Ingat istri d'rumah ya

PDKT yg berhasil itu kalo
lu nanya sesuatu, DOI
JAWAB dan BALIK
NANYA. BUKAN kayak
WAWANCARA :))) #Catet

Beruntung itu adl Jika anda td ke Masjid pakai sdl "NipPon" Pulangx pakai sdl "Crocs"

Jika ada orang brkata "Jangan
lihat dari tampangnya
atau penampilannya, tapi
lihatlah hatinya." yg brkata itu pasti orang JELEK


Klo q d'bilang GA SERU ku
katakan aja klo km Mau
Punya pacar yg SERU
Pacaran aja Ama GLOBAL TV
100% SERU #IchiroDekiill

Emank benar Jodoh itu tdk k'mana2 tp mesalahx sekarang dia dimana dgn siapa dan sedang brbuat apa !?

#Guys Gebetan adalah jodoh
yang sedang dalam
proses tawar menawar
perasaan gunakan Lidah Buaya anda utk mndptknx

#Ladies, jika kamu menemukan seorang pria
yg berkata, "cewe matre
ke laut aje" menjauhlah
segera! Dia pasti kere!

Tinggalkn lc orang yg membuat anda bergelimangan AIR MATA demi orang yg membuat anda brgelimangan HARTA #IchiroDekiill

Jika pacarmu prgi ke laut,
kejarlah&bawa perahu.
Tp jika pacarmu prgi ke
pelukan orang,
kejarlah&bawa kayu #IchiroDekiill

Gak semua hemat itu
pangkal kaya, karena yg
benar adalah Rajin
Mangkal, Kaya!! *kata PSK,GIGOLO,n Banci Kaleng*


Dear Cewek, klo diraba
dada teriak lc Don't, klo
diraba bawah teriak Stop!
Klo dia pegang keduanya
teriak Don't Stop!!! #MikirKeras (Mario Tengil)


Jangan menunggu waktu
yg tepat tuk ungkapkan
cinta, karena ketika
waktu itu tiba, kamu
mungkin satu2nya orang
yg masih JOMBLO di dunia. (Mario Tengil)


PDKT yg berhasil itu kalo
lu nanya sesuatu, DOI
JAWAB dan BALIK
NANYA. BUKAN kayak
WAWANCARA :))) #Catet


Waktu SD mainnya PS1. SMP
mainnya PS2. SMA
mainnya PS3. Udah kerja jangan sampai
mainnya PS___ ? #isisendiri Ingat istri d'rumah ya


Ketika kmu menjalin
sebuah hubungan,
usahakan jangan sampai
putus ditengah jalan. Di
pinggir jalan kykx lebih
aman

Jangan Cari Cwo yg berdiri menunggu km d'tengah hujan krn beli payung z dia ga mampu apa ge jajanin km #IchiroDekiill

Tidak ada orang yang akan KESEPIAN jika dia adalah SAHABAT TERBAIKx contohx ORANG GILA meski tdk ada orang d'sekitarx dia tetap TERTAWA BAHAGIA #IchiroDekiill

Jika Dia adl Sahabat terbaik anda !? Coba Pinjam pacarx mau atw ga buat Malam Mingguan klo ga mau dia bkn Sahabat anda

Kehidupan ini tdk kekal contohx Seindah indah bunga
matahari, ujung ujungnya jadi Kuaci.#IchiroDekiill



Hal PENTING saat Anda
bangkrut: Ambil foto
Anda saat bangkrut,
dengan keYAKINan akan
jd cerita saat Anda SUKSES jika tdk Jadian kh lah itu foto PEMAKAMAN anda :D #IchiroDekiill


Nggak semua bisa diukur
dgn uang, nggak perlu
ngasih kado yg macem2
ke orang tua, cukup
buatin teh/kopi dipagi
hari ini bisa menambah uang jajan kitaˆ⌣ˆ


Semua org sukses pernah
bangkrut, kamu sudah
bangkrut. Tinggal
Suksesnya saja yg belum,entah sampai kapan


*Nasehat*
Hati-hati Mulut cewe itu berBISA,
misalnya "bisa, jemput
aku gak yank?" "Bisa,
isiin pulsa aku gk yank?"
Atau "bisa, gak sih km jd
pacar aku? #CapeDeh

Wanita itu mau menikah dgn anda krn dia meliat anda sebagai harapan bukan Kenyataan jika dia meliat kenyataan kaapaannn dia mau sama anda *ngaca* !? *Mario Teguh*

Mantan itu adalah Jodoh
kita yang akan kembali
lagi di saat kita sedang
sukses tp katakn kpd mereka "Sorry,q bisa dapatkan gadis yg lebih BOoHAy drpd km

Hey Guys Jika Wanita marah" kpd kita,kita jngan ikutan marah cOz klo kita ikutan marah nanti kita para laki d'kira orang datang bulan juga,Apa kata Dunia !?

Biasanya Cowo cukup memberikan
belahan hatinya kepada
cewe untuk
mendapatkan belahan
dadanya anda sbagai cw jngan mau klo belum d'nikahinya :| Cuma itu Saran saya


Obat darah rendah adalah
ludah. Kalau gak percaya,
ludahin aja orang yg
darah rendah, pasti dia
langsung naik darah.


Hewan Peliharaan aja d'lepas bisa hilang apa lagi Pasangan sO jaga pasangan anda jangan sampai anda kehilangan jika perlu sewa SATPAM


Jangan terlalu bahagia ketika seseorang nyatakan cinta, banyak orang yg mampu mengatakannya, apalagi para BUAYA tp beda ama gw

Cintailah dia dengan sepenuh hati, bukan dengan sepenuh jiwa. Karena jika dia pergi kamu hanya SAKIT HATI, bukan SAKIT JIWA

Kadang pria lebih memilih tuk membiarkan wanita menang, karena lebih baik mengalah daripada seharian dengar dia ceramah. (Mario Tengil)

Ketika mereka mengumpulkan kata-kata Gombal buat merayu mu,aku lebih memilih mengumpulkan uang buat menikahi mu itu jauh lebih pasti untuk memiliki mu  #IchiroDekiill

Yang namanya membuang-buang waktu itu bkn JOMBLO tp BERPACARAN dgn orang yg SALAH

so bagi yg JOMBLO jngan galau ge d'bilang orang membuang-buang waktu yg membuang-buang waktu itu mereka pacaran 3 tahun ujung-ujungnya nikah dgn bokapnya -____- #idiech

Satu2nya maaf yg tidak
bisa dimaafkan adalah
"maaf pulsa anda tidak
mencukupi..." selain itu bisa d'ma'afkn kecuali seyrikkkk


Coba deh, pesan text
romantis lu buat ke doi lu
simpan. Tunggu sampe lu
kesel sm dia trs baca
pesan itu. Lihat betapa
lebaynya kita. Haha!


Hidup jangan selalu
melihat ke depan. Lihatlah
juga ke bawah, siapa tau
nemu duit serebu, dua
rebu, kan lumayan,buat jajan (n_n)

Hey Ladies Jngan trlalu Bahagia klo bru jadian, dia hanya ingin mencicipi km doank setelah itu dia buang ga percaya contohnya Mantan anda #IchiroDekiill


Hey gUys Jngan trlalu bahagia klo km bru d'terima dia hanya menjadikan km pelarian saja ketika dia ga punya apa-apa setelah dia punya segalanya km pasti d'tinggalkannya...


Jika ada orang yg mngatur-atur statuz kita.. bilang begini..:

"Aku menulis apa yg mau aku tulis bkn apa yg mau km baca jd ngaca donk klo mau bicara itu"

Wanita itu selalu ingin d'mengerti tp jarang sekali ada wanita yg mau mengerti pria,klo wanita truz begitu tdk ada salahnya kn klo kami para pria kawin 3 :)

Jangan Lupa Brdo'a dulu ke masjid "Moga2 dpat Sandal Baru"

Jangan Sedih jika muka anda Ele yg penting anda terliat Elegant dgn tampang itu


Ga usah sedih dapat Nilai E ,Enjoy aja..!!!

Cinta itu Buta jadi anda jangan heran klo meliat orang bercinta itu suka meraba-raba...

EX = Mantan → thanks for
the EXperience ! Our time
has EXpired ! Now EXit my
life ! (twettir)

Memberikan seluruh
cintamu kpd
seseorang bukanlah
jaminan dia akan
membalas cintamu apa ge mmberikan seluruh tubuh mu jelas itu hanya nafsu tdk percaya silahkan coba sekalian sama gw


Jangan pernah takut
untuk berubah, jika itu
menjadikanmu Power Ragerz apa boleh buat ! asal jangan menjadikan km anggota partai NasDem "gerakan perubahan"

Hey Ladies Jangan liat cwo dari MOTORnya liat atas nama siapa STNKnya itu jauh lebih pasti menunjukkn INDENTITAS siapa pemiliknya mungkin aja itu punya OM nya


Jika anda menyesal d'lahir kan Jangan salahkan ibu yang mengandung salahkan ayah yang menaruh burung !!

Hey guys,jika anda tdk pintar cari uang cari wanita yg pintar cari uang bukan wanita yg suka nanyain "ada uang ga,klo ga ada gw tendang"

Lebih baik GOLPUT dari pada memilih CALON KORUPTOR sendiri...


Jika anda merasa Pasangan anda mulai berubah Waspadalah mungkin dia salah satu anggota partai Nasdem "Gerakan Perubahan"

Saya buat catatan ini biar MALINGSIA ga mengklem itu statuznya.....


Thankz Buat Sahabat Ichiro Semua yang udh ngelike Fanspage saya......